TRIBUNNEWS.COM - Seorang perempuan di kawasan Republik Demokratik Kongo (RDK) ini harus mengalami nasib tragis.
Ia diperkosa, dicambuk dan disiksa sebelum akhirnya dipenggal kepalanya oleh militan Republik Demokratik Kongo (RDK).
Ironisnya, kejadian tragis ini dipicu oleh perkara yang sepele.
1. Menyuguhkan makanan pantangan
Melansir dari Kompas.com, kejadian tragis ini terjadi lantaran korban menyuguhkan makanan berupa ikan kepada para pasukan militan, Selasa (10/10/2017).
Padahal ikan adalah makanan pantangan para milisi. Selain pantang makan ikan, para milisi juga pantang untuk memakan daging.
Mereka meyakini, memakan ikan dan daging akan membuat mereka menjadi lemah.
Selain itu, para pasukan milisi juga tidak mandi atau mencuci selama masa pertempuran melawan pasukan pemerintah.
2. Tersebar di Whatsapp
Peristiwa yang tragis ini terjadi di luar restoran di sebuah kota kecil di Luebo.
Kota tersebut diketahui telah direbut oleh para pasukan pemberontak lokal dari kelompok-kelompok pemberontak yang ada di Kongo.
Kejadian tragis ini juga direkam video dan tersebar di grup Whatsapp.
Dalam video tersebut, tampak seorang pria yang berteriak bahwa perempuan yang menyuguhkan ikan itu harus mati karena melakukan 'penghianatan'.
3. Didukung oleh warga
Para warga yang menyaksikan kejadian tersebut tidak melakukan tindakan pencegahan atas perbuatan keji yang diterima oleh perempuan itu.
Mereka justru mendukung jika perempuan itu disiksa dan dibunuh. Para warga merasa marah kerena perempuan tersebut dianggap telah berkhianat kepada milisi.
4. Eksekusi yang tragis
Sebelum dieksekusi, perempuan tersebut terlebih dahulu disiksa. Ia juga dipaksa melakukan hubungan badan dengan putra dari istri kedua suaminya.
Tindakan itu disaksikan oleh seluruh warga yang berada di kawasan tersebut.
Seorang perempuan yang memakai bandana, yang merupakan anggota dari gerakan Kamuina Nsapu (kelompok yang menentang pemerintah) terlihat mencambuk perempuan itu dan anak muda yang berhubungan seks dengannya.
Selanjutnya perempuan dan pria yang dianggap penghianant itu dibunuh menggunakan parang.
5. Dikecam!
Tak semua warga yang berada di lokasi tersebut setuju dengan eksekusi perempuan tersebut. Beberapa saksi mata mengaku mengecam tindakan bengis tersebut.
"Sungguh memalukan, mengerikan, memuakkan, dan tercela. Saya tidak tahan dan saya pergi. Kami belum pernah melihat perbuatan sekeji itu sebelumnya," kata saksi mata itu.
Saksi mata lainnya mengatakan, perempuan itu sebenarnya orang baik.
Namun, beberapa warga berteriak bahwa dia harus dieksekusi karena pemberontak menilai ia memiliki “kekuatan setan”. (kompas)