Berdasarkan informasi dari kepolisian, Chengdu Business News menulis, ayah bocah itu sudah menganggur selama dua tahun.
Sedangkan istrinya yang bekerja di pabrik hanya mendapat penghasilan 3.000 yuan atau sekitar Rp 6 juta sebulan.
Pendapatan sang istri tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar biaya sekolah.
Saat itulah ide untuk menipu pengemudi becak motor muncul.
Sementara si bocah mengaku tak ingin menipu tetapi kedua orangtuanya mengancam akan memukulinya jika menolak perintah mereka.
Muak dengan aksi penipuan ini, pada Maret lalu bocah ini mencuri uang 930 yuan dan dua butir apel dari rumah orangtuanya dan kabur ke kediaman sang nenek.
Namun, Agustus lalu bocah ini pulang setelah orangtuanya berjanji tak akan memaksanya melompat dari becak lagi.
Sayangnya, janji tinggal janji. Setelah anak itu pulang, aksi penipuan berlanjut karena orangtuanya mengaku tak punya uang untuk membayar sekolah.
Padalah, tengkorak bocah itu sudah retak karena berulang kali terbentur saat melompat dari becak dan tak pernah mendapatkan perawatan memadai.
"Saya selalu merasa pusing saat tidur. Tetapi ayah dan ibu mengatakan tengkorak retak ini malah amat bagus karena bisa digunakan berulang kali," kata bocah itu.
"Pengemudi becak yang ditipu ayah semuanya cacat atau sudah tua. Mereka sama dengan kami, sama-sama miskin. Tetapi ayah selalu berkata kamilah satu-satunya orang miskin di dunia," tambah bocah itu.
Anak tersebut kini hanya berharap bisa kembali tinggal bersama neneknya di desa setelah kasus ini berakhir.
"Kami punya tanah di mana kami bisa menanam makanan atau memelihara ayam dan bebek. Mereka bisa dijual untuk menghasilkan uang, seharusnya cukup untuk saya dan nenek, dia satu-satunya yang menyayangi saya," ujar bocah itu lirih.
Penulis: Ervan Hardoko
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul: Pria Ini Suruh Anaknya "Jatuh" dari Becak untuk Peras Pengemudi