TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Paus Fransiskus akan mengunjungi Myanmar.
Pemimpin tertinggi umat Katolik itu terbang dari Roma, Italia menuju Yangon, Myanmar pada Minggu (26/11/2017) malam.
Lawatan enam hari ini bakal difokuskan untuk penyelesaian konflik di Rakhine dan krisis pengungsi etnis Rohingya.
Setelah dari Myanmar, kunjungan akan dilanjutkan ke Bangladesh.
Paus dijadwalkan mendarat Senin (27/11/2017) pukul 1.30 waktu Myanmar.
Pria berusia 80 tahun ini datang dengan harapan bisa mendorong upaya untuk mengatasi krisis yang melanda etnis Rohingya.
Baca: Cekcok Pasutri, Istri Bawa Martil dan Suami Gunakan Parang
Etnis Rohingya adalah minoritas yang dipaksa meninggalkan rumah mereka dan kini mengungsi di kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh.
"Saya meminta Anda bersama saya dalam doa sehingga untuk orang-orang di sana, kehadiran saya adalah harapan," kata Paus kepada 30.o00 orang di Lapangan Santo Petrus sebelum bertolak menuju Myanmar, dikutip dari AFP.
Sekitar 620.000 etnis Rohingya atau lebih dari separuh dari total populasi, melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh sejak Agustus akibat kekerasan.
PBB dan Amerika Serikat bahkan menyebut ada pembersihan etnis atau genosida di Myanmar.
Baca: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Dampak Dua Bibit Siklon Tropis di Sekitar Indonesia
Menurut orang dekatnya, Paus akan berupaya mendorong rekonsiliasi, dialog dan upaya lebih lanjut untuk mengatasi krisis menyusul adanya kesepakatan sementara antara Myanmar dan Bangladesh terkait pemulangan sejumlah etnis Rohingya, pekan lalu.
Paus dijadwalkan akan menyampaikan pesan pada sebuah misa di Yangon.
Misa diprediksi akan dihadiri sepertiga dari jumlah komunitas Katolik di Myanmar yang sebanyak 660.000 orang.
Mereka akan menyambut Paus yang untuk pertama kalinya berkunjung ke Myanmar.
Selain itu, Paus juga diagendakan untuk bertemu dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan Panglima Militer Min Aung Hlaing.
Para pemimpin gereja di Myanmar telah menyarankan untuk tidak mengucap kata "Rohingya" lantaran takut menimbulkan keresahan.
Namun, Paus mengindikasikan akan mengindahkan saran tersebut.
Sementara di Bangladesh, Paus disebut akan mengadakan pertemuan dengan sekelompok kecil pengungsi. Paus menuju Bangladesh pada Kamis (30/11/2017).
Pejabat gereja di Bangladesh berharap 100.000 umat Katolik menghadiri misa terbuka di Dhaka yang bakal dihadiri Paus.
Sebelum Fransiskus, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Bangladesh pada 1986.
Lawatan Paus Fransiskus ke Myanmar dan Bangladesh mencerminkan prioritasnya sebagai pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di dunia, yakni menyentuh orang-orang terpinggirkan yang kerap hidup sebagai minoritas.
Dia juga sangat mementingkan perkembangan Gereja di Asia, di mana jumlah umat Katolik tumbuh sembilan persen antara 2010-2015.
Dia telah mengunjungi sejumlah negara di Asia seperti Korea Selatan, Sri Lanka dan Filipina dan Bangladesh akan menjadi negara ke 31 yang telah dia jalani sejak pemilihannya di tahun 2014. (KRISIANDI)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Dorong Penyelesaian Krisis Rohingya, Paus Fransiskus ke Myanmar