TRIBUNNEWS.COM, DEN HAAG - Hasil uji toksikologi menyatakan bahwa Slobodan Praljak, mantan pemimpin militer Perang Bosnia, tewas akibat racun sianida.
Praljak mengakhiri nyawanya dengan meminum cairan yang diduga racun mematikan saat vonis atasnya dibacakan di pengadilan kriminal PBB, di Den Haag, Belanda, Rabu (30/11/2017).
Di hadapan pengadilan, mantan komandan militer Yugoslavia yang dituduh melakukan kejahatan perang itu tampak menenggak sesuatu dari sebuah botol kecil.
Baca: Hakim Vonis 20 Tahun, Politikus Kroasia Minum Racun Lalu Meninggal
Praljak mengatakan, hal itu dilakukannya sebagai bentuk protes atas vonis hukuman yang diberikan atasnya.
Jaksa penuntut Belanda menyatakan, hasil uji toksikologi yang dilakukan membuktikan bahwa Praljak tewas akibat racun sianida.
"Hasil awal uji toksikologi menunjukkan bahwa ada kandungan potasium sianida dalam darah Praljak," jelas jaksa penuntut, Jumat (1/12/2017).
Baca: Bachtiar Nasir: Kalau Bisa Reuni 212 Setiap Tahun Lebih Baik
"Inilah yang kemudian memicu gagal jantung dan diduga menjadi penyebab kematian," lanjutnya.
Hasil uji toksikologi tersebut dirilis usai autopsi dilakukan atas jenazah Praljak, yang melakukan aksi bunuh dirinya saat persidangan ditayangkan secara langsung di seluruh dunia.
Pengadilan Kriminal Internasional untuk Yugoslavia mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan independen atas kematian Praljak.
Satu dari beberapa hal penting yang dipertanyakan adalah bagaimana Praljak dapat menyusupkan racun tersebut ke ruang sidang.
Pihak kuasa hukum yang hadir di pengadilan mengatakan bahwa Praljak sudah melalui tahap pemeriksaan sebelum memasuki ruang sidang.
Namun, memang tidak semua diperiksa secara teliti, seperti pada sela-sela bagian tubuh.
Meski demikian, tetap menjadi pertanyaan juga soal bagaimana Praljak dapat menyimpan racun tersebut, mengingat pengunjung tahanan pun diperiksa.
Praljak dinyatakan tewas setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Westeinde di Den Haag. (Star Online/CNA)