News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunakan 'Senjata Seks' dalam Diplomasi Ranjang, Wanita ini Obrak Abrik Gedung Putih

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Dia mengakui telah menjalin hubungan asmara, tanpa diketahui kantor pusat FBI.

Saat itu Leung sebenarnya masih belum sepenuhnya dilepaskan oleh FBI.

Setelah operasi Tiger Trap selesai, dia tetap mengawasi agen FBI bernama James J. Smith (JJ).

Apa daya, JJ ternyata juga jatuh ke pelukan Leung.

JJ yang dikonfrontir dengan Cleveland, membantah keterlibatan Leung.

Namun begitu JJ bertemu Leung, dia marah besar. Dia merasa dikhianati karena selama ini dia mempercayainya.

Setiap mereka kencan, JJ tidak pernah menaruh curiga jika Leung mengaduk-aduk isi tasnya.

Leung yang terdesak sebetulnya mengakui bahwa dia memang berhubungan dengan agen MSS.

Namun dia berkilah bahwa dirinya telah diancam dan diperas serta akan diungkap rahasia asmaranya jika tidak mau membantu intelijen China.

Leung dengan demikian memposisikan dirinya sebagai korban.

JJ luluh dan memaafkan.

Begitu juga kantor pusat FBI tidak begitu mempersoalkan Leung lagi karena menganggap kasusnya tidak begitu berbahaya.

Walau demikian, Leung tetap dalam pengamatan. Merasa aman, Leung lalu melanjutkan kiprahnya sebagai pengusaha.

Dia mengembangkan kehidupan sosialnya dalam Partai Republik.

Dia juga aktif dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan hubungan AS-China. Leung malah semakin dekat dengan kalangan elite politik, baik China maupun AS.

Puncaknya ketika dia bersama JJ menghadiri malam pelantikan Presiden George Walker Bush tahun 2000.

FBI berang.

Sebagai orang yang pernah dicurigai sebagai mata-mata, Leung tak seharusnya bisa menghadiri acara sakral tersebut.

Pada 11 November 2002, Leung akan pergi ke China dengan maskapai penerbangan.

Tanpa sepengetahuannya, tasnya digeledah FBI saat di bandara. Dalam tas ditemukan beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan para agen FBI yang masih aktif.

Pada saat ke AS, tasnya kembali diperiksa. Dokumen-dokumen tersebut sudah tidak ditemukan.

Sebelum memeriksa Leung, FBI terlebih dulu memeriksa JJ yang waktu itu sudah pensiun.

JJ disodori bukti bahwa dia pernah melakukan hubungan seksual dengan Leung di sebuah hotel di bulan November.

Dia mengakui bahwa dia menjalin asmara dengan Leung.

Dia juga mengetahui bahwa Leung berhubungan dengan agen MSS.

Namun dia berkilah bahwa semua itu digunakannya untuk mengetahui pergerakan agen China di AS.

Merasa cukup bukti, FBI pun ganti memeriksa Leung. Petugas FBI yang menggeledah rumah Leung mendapatkan hal yang mengejutkan.

Dokumen tentang komunikasi elektronik FBI, direktori telepon agen FBI dan direktori atase hukum FBI di seluruh dunia ditemukan. Leung pun diinterogasi lebih ketat.

Akhirnya Leung kembali mengaku bahwa dia mencuri dokumen-dokumen tersebut dari JJ Smith dan kemudian akan diserahkan pada agen MSS. Untuk itu, dia mendapat imbalan sebesar 100 dolar dolar AS.

FBI pun tersentak. Tanggal 9 April 2003, Leung resmi ditahan dan kemudian menjalani pengadilan.

Namun pengadilan tidak pernah terselesaikan karena tekanan politik. Kasusnya bahkan sedikit dialihkan pada soal pajak.

Akhirnya Leung dihukum tiga tahun percobaan, layanan masyarakat 100 jam dan denda 10 ribu dolar AS.

Tanggal 14 April 2004, Pemerintah AS mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kegiatan Leung sangat berbahaya.

FBI pun didesak Kongres untuk mengubah kode etik dan memperketat pengawasan terhadap agennya.

Pasalnya, para agen ternyata banyak yang bermoral amburadul.

Kisah Leung memberi bukti, bahwa seks ternyata masih menjadi senjata ampuh dalam dunia spionase.

Bahkan untuk negara seadidaya Amerika Serikat sekali pun.

INTISARI/Agustinus Winardi 

Artikel ini dimuat di INTISARI dengan judul: Katrina Leung, Intelijen Perempuan China yang Mengobrak-abrik Gedung Putih Berkat ‘Diplomasi Ranjang’-nya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini