TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNNEWS.COM - Parlemen Timor Leste telah dibubarkan dan akan segera diselenggarakan pemilihan baru untuk mengakhiri kebuntuan politik yang membuat negara tetangga Indonesia tersebut lumpuh selama berbulan-bulan.
Dilansir dari The Age, Presiden Timor Leste, Francisco Guterres mengumumkan pembubaran tersebut seraya mengatakan bahwa, "hanya rakyat yang dapat membantu kita keluar dari jalan buntu".
"Semua pergi dan pemilihan lagi untuk memperkuat demokrasi kita," tuturnya, menekankan bahwa konsensus harus diprioritaskan di atas kepentingan individu.
Keputusan ekstrim tersebut diambil setelah Mari Alkatiri dari Partai Fretilin beberapa bulan menjabat sebagai Perdana Menteri, terhitung sejak menang pada pemilihan bulan Juli 2017 lalu.
Selama masa kekosongan, Timor Leste akan di-caretaker hingga diadakan pemilihan lagi.
Ancaman kudeta
Sebelumnya, sebanyak tiga partai oposisi di Timor Leste telah menyatakan penolakannya terhadap anggaran dan program yang direncanakan oleh pemerintah pimpinan Fretilin.
Pada bulan Desember 2017 lalu, Alkatiri mengklaim bahwa pihak oposisi telah berusaha melakukan kudeta dan meminta agar diadakan pemilihan lagi.
Polemik di tubuh parlemen tersebut memaksa Guterres untuk turun tangan menyelesaikan langsung permasalahannya yang melanda negaranya.