TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, Indonesia sempat dilanda krisis 'Pelakor'.
Hal ini terjadi karena banyaknya kasus-kasus yang mengangkat isu pelakor yang merupakan singkatan dari perebut laki orang sebagai tajuk utamanya.
Beberapa kasus tersebut membuktikan bahwa kesetiaan seorang suami dari beberapa kasus yang terjadi lalu perlu dipertanyakan.
Bila masyarakat Indoneia tengah ramai membicarakan perselingkuhanoleh pelakor, beda halnya dengan apa yang terjadi di India.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada awal bulan Maret ini, India diguncang dengan sebuah berita yang cukup membelalakkan mata.
Bagaimana tidak?
Baru-baru ini beredar kabar seorang pria india yang baru menikah selama enam hari tersebut membantu sang istri barunya untuk menikahi kekasih lamanya.
Ya, anda tidak salah membacanya!
Melansir dari Times-of-India, Pada tanggal 4 Maret, 28 tahun Basudep Tappo, penduduk asli desa Palmara, di negara bagian Odisha di India ini menjadi sorotan karena keputusannya kala itu.
Awal mula cerita, 6 hari sebelumnya tepatnya pada tanggal 26 Februari, Tappo menikahi seorang wanita berusia 24 tahun dari sebuah desa di Jharsuguda
Pernikahan mereka mengikuti tradisi komunitas petani di desa Palmara yang menjadi tempat asal Tappo.
Menikah secara adat, Tappo dan kekasihnya ini menikah tanpa adanya surat resmi pernikahan yang ditandatangani oleh pemerintah.
Meski begitu, pernikahan keduanya menerima berkat dari tokoh masyarakat setempat sehingga mereka menjadi suami dan istri yang sah secara tradisi
6 Hari pertama dari pernikahan mereka pun berlangsung seperti biasa saja sampai kemudian tiga pria dari desa asal pengantin perempuan datang berkunjung ke rumah Tappo.
Kedatangan tiga pria dari desa Jharsuguda ini pun membuat segalanya berubah menjadi makin aneh.
Ketiga pria tersebut disambut oleh istri Tappo yang mengaku kenal dengan para tamu yang datang itu,
Salah satu dari ketiga tamu itu disebut istri Tappo sebagai salah satu sepupunya.
Setelah bertamu cukup lama, dua orang dari tamu itu meninggalkan rumah untuk berkunjung mengelilingi kawasan desa Palmara tersebut bersama Tappo.
Tappo dan kedua orang tamunya itu pun meninggalkan sang istri dan sepupunya tersebut di rumah.
Curiga akan hal yang tidak-tidak, tetangga rumah Tappo bertandang ke rumah pasangan yang baru menikah tersebut untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Para tetangga pun kaget saat mengetahui istri Tappo itu bermesraan dengan sepupunya sendiri.
Alhasil, tetangga yang mengintip rumah Tappo itu mengajak warga setempat untuk menggeruduk sosok sepupu yang mencurigakan itu.
Ketika sang 'sepupu' hendak dihakimi massa, istri Tappo pun menangis dan berteriak-teriak agar penganiayaan itu dihentikan.
Istri Tappo ini pun mengungkapkan fakta yang sebenarnya.
Usut punya usut, sang 'sepupu' tersebut adalah kekasih lama sosok wanita tersebut.
Kisah cinta di antara keduanya harus gugur karena orangtuanya tak menyetujui hubungannya dengan sang 'sepupu palsu' itu.
Karena hal ini pula, sosoknya pun dijodohkan kepada sosok Tappo.
Sang wanita itu mengaku tak bisa berbuat apalagi selain menjalin hubungan asmara dengan belahan hatinya itu di belakang Tappo.
Menilik apa yang dibeberkan oleh sang wanita ini, biasanya warga tetap tak terima dan akan menghakimi sosok 'sepupu' yang dituding sebagai perusak rumah tangga itu.
Namun, dalam kasus satu ini, akhir ceritanya justru jauh berbeda.
Merasa iba dan kasihan dengan kisah cinta istri barunya ini, Basudep Tappo pun mengambil keputusan yang cukup mencengangkan.
Seperti di awal cerita, akhirnya Tappo mengatakan bahwa ia ingin menikahkan istri barunya itu dengan kekasih lamanya itu.
Dengan keputusan ini, Tappo berharap mereka bertiga bisa hidup bahagia bersama dalam satu atap.
“Kehidupan tiga orang akan hancur seandainya saya tidak melakukan ini. Ini adalah satu-satunya solusi. Sekarang kita semua bisa bahagia, ” ujar Tappo kepada Times-of-India.
Ibu Basudep, Sanibari Tappo, memuji kebijaksanaannya, mengatakan kepada Times-of-India bahwa dia telah membuat keputusan terbaik, dalam situasi seperti itu.
Tokoh masyarakat desa Palmara tempat Tappo tinggal pun memuji keputusan itu.
“Ketika kami mengetahui keputusan Basudep, kami merasa bahwa itu adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan dalam situasi seperti ini. Jadi seluruh desa maju untuk mendukung pernikahan kedua istrinya, ”kata Gajendra Bagh, kepala desa Palmara.
Karena keputusan ini, pernikahan Tappo pun berubah menjadi sebuah rumah tangga yang berasaskan Poliandri yakni seorang wanita yang memiliki suami lebih dari satu.
(Tribunnews.com/ Bobby Wiratama)