Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Tujuh tersangka teroris ditangkap kepolisian Malaysia di Johor dan Sabah.
Enam dari mereka, Warga Malaysia yang diduga terhubung dalam sel Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Keenam warga Malaysia itu ditangkap di Johor dan diduga merencanakan serangan ke tempat ibadah non-Muslim.
Selain itu jutga mereka merencanakan untuk membunuh personil polisi.
"Sementara anggota Abu Sayyaf ditahan di Sabah," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Ketujuh teroris ini ditangkap dalam beberapa operasi yang berlangsung antara 27 Februari hingga 15 Maret.
Dalam operasi pertama, polisi menangkap dan menahan seorang pria berusia 37 tahun yang diyakini menjadi dalang dari serangan terencana pada tempat ibadah di Johor Bahru.
"Ia juga secara aktif merekrut militan baru," kata Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun.
"Tersangk yang kedua adalah seorang satpam 49 tahun dan penasihat sel teror, " katanya.
Dia menambahkan bahwa ia bertugas memastikan anggota sel merahasiakan kegiatan mereka.
"Dia juga memberikan perintah untuk membunuh anggota yang membocorkan rahasia," jelasnya.
Tersangka ketiga, adalah seorang penjaga keamanan berusia 30 tahun yang ditugaskan untuk memperoleh senjata api dari negara lain.
Ia juga mendata beberapa tempat ibadah di Johor Bahru.
"Para tersangka juga merencanakan untuk melarikan diri ke negara tetangga guna mengungsi dengan kelompok teror lain setelah melaksanakan serangan mereka," kata kepala polisi Malaysia, tanpa menyebut negara.
Tiga anggota lain dari sel yang sama ditangkap dalam operasi pengembangan.
Salah satunya adalah seorang pelayan berusia 25 tahun yang telah memerintahkan untuk menculik dan membunuh personil polisi.
Dua tersangka lainnya, umur 23 dan 22 tahun, ditangkap pada 1 Maret dan bekerja sebagai tukang sapu di Singapura.
Baca: PSI Usulkan 12 Nama Cawapres ke Jokowi, Din Syamsuddin dan Said Aqil Masuk Daftarnya
Salah satu dari mereka bertindak sebagai perantara dalam pembelian senjata api untuk sel.
Untuk anggota Abu Sayyaf yang ditangkap pada tanggal 15 Maret, dia merupakan Letnan terpercaya untuk pemimpin kelompok Furuji Indama dan link ke militan Malaysia Mahmud Ahmad.
Ia adalah warga Filipina, yang paling dicari karena keterlibatannya dalam penculikan untuk sindikat tebusan, juga ahli dalam pembuatan alat peledak.
Kepala polisi menambahkan bahwa tersangka telah merencanakan untuk melaksanakan beberapa serangan di Sabah dan bertanggung jawab untuk membuat negara ini sebagai tempat yang aman untuk kelompok-kelompok teror dari Filipina. (Channel News Asia)