News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa Kahlil Gibran Banyak Pengagumnya di Indonesia? PPI Lebanon Menjelaskannya Lewat Seminar

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seminar Kahlil Gibran

TRIBUNNEWS.COM, LEBANON -Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lebanon menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema "Gibran From The Other Side of The World (image, vision, and ideology of Gibran in Indonesia)" di Auditorium Lebanese University (LU) pada 27 Maret 2018.

Acara tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan Gibran National Committee (GNC) dan didukung oleh KBRI Beirut. Turut hadir dalam acara tersebut Presiden GNC, Dr. Tarek Chidiac dan Dekan Fakultas Seni LU, Dr. Mohamed Husni El-Hajj. Serta mahasiswa dari berbagai kampus di Lebanon.

Acara kemudian diawali dengan sambutan Ketua PPI Lebanon, Hamid Hodir. Ia menjelaskan tentang besarnya pengaruh Gibran pada tren anak muda dan pergolakan kesusastraan di Indonesia. "Atas dasar inilah kami mengadakan seminar ini" tandasnya.

Duta Besar RI untuk Lebanon, Achmad Chozin Chumaidy di dalam sambutannya menjelaskan besarnya hubungan Indonesia dan Lebanon terkait Gibran tersebut. "Hingga anak pertama dari Presiden Indonesia bernama Gibran". Tambahnya.

Beliau juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa indonesia “yang perlu ditiru dari Gibran ialah integritasnya, walaupun ia lama tinggal di Amerika untuk berkarya di sana, ia tak lupa dengan tanah airnya”.

Usai berbagai sambutan tersebut, acara dilanjutkan dengan seminar.

Sebelumnya, Tim Seni PPI Lebanon menggunakan Kolintang berkolaborasi dengan mahasiswi LU menyanyikan lagu A'tini al-Nay, puisi Gibran yang dipopulerkan oleh Fairuz.

Dalam sesi seminar, hadir sebagai pembicara dari Indonesia, Asrie Tresnady. Pendiri Tuanthakur ini berbicara mengenai sejarah penerjemahan Gibran di Indonesia. "Naskah Gibran mulai diterjemahkan ke Bahasa Indonesia pada era 80-an. Kemampuan penerjemah mengawinkan rasa sastra Indonesia dengan rasa milik Gibran sangat menentukan larisnya buku tersebut di pasaran" jelasnya.

Asrie juga bercerita, Sri Kusdyantinah yang juga istri Soebandrio, bisa dibilang yang tersukses menerjemahkan karya-karya Gibran. Meski sampai tahun 2000 telah banyak nama baru bermunculan dengan terjemahan yang lebih modern, mereka tak sanggup mempertahankan popularitas Gibran di pasaran. Sampai pada akhirnya, pasca 2000, muncul kembali penerbit yang mengangkat nama Sri sebagai penerjemah dan menaruhnya di bawah nama Gibran pada cover buku. Dan sejak itu, Gibran kembali akrab di kalangan pembaca Indonesia.

Selain itu, hadir sebagai pembicara, Dr. Tarek Chidiac Presiden GNC dan Dr. Walid Dakroub dari Lebanese University. Mereka hadir sebagai pembanding ide tentang Gibran di Lebanon.

Acara ini kemudian ditutup dengan penampilan Tim Seni PPI Lebanon. Dimulai dengan Tari Saman, Tari Piring, kolaborasi Rampak Gendang dan alunan Gamelan, serta ditutup dengan Pencak Silat. Selain itu turut memeriahkan, penampilan mahasiswi LU membawakan  lagu dengan Gitar Oud.

Selain penampilan seni, terdapat juga pameran makanan tradisional, promosi kopi serta stan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

*Muhammad Bahesyti (PPI Lebanon)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini