TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Yulia Skripal, yang menjadi sasaran dalam serangan racun saraf di Inggris, telah diijinkan pulang dari rumah sakit.
"Ini bukanlah akhir dari perawatannya tapi tanda yang signifikan, " kata Dr Christine Blanshard, Direktur medis rumah sakit distrik Salisbury.
Baca: Kemendes Kerjasama dengan BPS, Survei Manfaat Dana Desa
Namun ia tidak memberikan rincian tentang kondisi Yulia dan ayahnya untuk alasan privasi pasien.
Blanshard mengatakan Sergei Skripal, merupakan target utama dalam serangan itu. Saat ini proses pemulihannya lebih lambat dari putrinya namun menunjukkan peningkatan signifikan.
"Telah merespon sangat baik atas perawatan kami. Namun, sama, pasien pada tahap yang berbeda dalam pemulihan mereka, "katanya.
Yulia dan Segeri ditemukan dalam kondisi kritis di kota Salisbury, Inggris selatan, setelah diduga diracun .
Insiden serangan dengan senjata kimia beracun itu telah memicu ketegangan antara Inggris dengan Rusia.
Baca: Ya, Tuhan, ini bencana mengerikan: Belasan anggota tim hoki es tewas akibat kecelakaan
Inggris menuduh Rusia dibalik serangan tersebut.
Peristiwa itu berbuntut pengusiran diplomat Rusia dari negara-negara Barat, yang dibalas oleh Rusia dengan langkah yang sama.
Inggris menyatakan bahwa kedua korban kemungkinan besar diserang dengan racun saraf militer yang hanya mungkin diproduksi oleh sebuah negara.