Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Militer Suriah memberikan waktu 48 jam kepada kelompok pemberontak di wilayah Irak dan Suriah (ISIS atau ISIL) untuk meninggalkan kantong-kantong yang selama ini mereka kuasai di Selatan ibu kota.
Hal tersebut sesuai yang disampaikan surat kabar lokal pro-pemerintah, pada Kamis ini.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (19/4/2018), pasukan Suriah beberapa hari ini telah meluncurkan serangan udara di daerah yang dikuasai ISIS di Selatan kota Damaskus.
Baca: Manusia yang Diyakini Tertua Di Dunia Meninggal Pada Usia 121 Tahun Di Chili
Terutama di sekitar kamp pengungsi Yarmouk Palestina dan lingkungan sekitarnya, menurut Harian Al-Watan.
"Jika mereka (ISIS) menolak pergi, tentara siap meluncurkan operasi militer untuk mengakhiri kehadiran mereka di daerah itu," tambah surat kabar tersebut.
Baca: Polresta Depok: Mantan Wali Kota Depok Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Dugaan Korupsi Jalan Nangka
Yarmouk, merupakan kamp yang berjarak 8 kilo meter dari pusat kota Damaskus.
Kamp tersebut adalah rumah bagi komunitas pengungsi Palestina terbesar di Suriah sebelum pecahnya perang di negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu lebih dari tujuh tahun silam.
Meskipun sebagian besar penghuni kamp tersebut melarikan diri ke bagian lain Suriah atau ke negara-negara tetangga, namun Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan ribuan orang masih terperangkap di dalam kamp tersebut.
Baca: AHY Dinilai Paling Cocok Dampingi Jokowi Dalam Pilpres 2019
Kamp Yarmouk telah berada di bawah kendali ISIS sejak April 2015 lalu dan dikepung sejak akhir 2012.
Namun sejak 2015, pemerintah Suriah telah menguasai kembali sebagian besar wilayah Suriah, dengan kelompok-kelompok oposisi sekarang yang hanya terbatas di bagian Utara negara itu.
Kendati masih ada kantong-kantong lain yang dikendalikan ISIS.
Namun kelompok bersenjata itu telah diusir dari benteng besar terakhir yang mereka duduki di Suriah pada Oktober tahun lalu.
Pengusiran itu dilakukan saat pasukan Demokrat Suriah (SDF), yang merupakan aliansi pasukan Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS), meluncurkan serangan panjang selama empat bulan untuk mendorong ISIS keluar dari Raqqa.