Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang birokrat berusia 57 tahun menggantikan Raul Castro sebagai presiden Kuba pada Kamis (19/4/2018).
Hal ini menandakan era politik baru setelah pemerintahan sebelumnya dipimpin keluarga Castro selama enam dekade.
Seperti dilansir The Guardian pada Jumat (20/4/2018), Majelis Nasional mengumumkan Miguel Mario Diaz-Canel Bermudez telah disetujui sebagai satu-satunya calon presiden.
Baca: Beli Mobil Hanya untuk Digunakan Perjalanan 160 Km, Alasan Pria Ini bikin Geleng-geleng Kepala
Pencalonan Canel diusulkan Komisi Pencalonan Nasional dengan dukungan dari 605 anggota Majelis Nasional.
Raul Castro (86) akan tetap menjadi Ketua Partai Komunis. Ia ditunjuk oleh konstitusi sebagai "kekuatan penuntun superior dari masyarakat dan negara".
Dengan begitu, Castro akan tetap menjadi orang yang paling berkuasa di Kuba untuk sementara waktu.
Lengsernya Raul sebagai presiden tetap merupakan momen simbolis untuk Kuba, yang selama ini dipimpin pemerintahan absolut selama 60 tahun sejak era pemimpin revolusioner Fidel Castro.
Menghadapi faktor biologis meski terlihat aktif dan bugar, Raúl Castro mengundurkan diri sebagai presiden untuk menjamin para pemimpin baru dapat mempertahankan cengkeraman pemerintah pada kekuasaan dalam menghadapi stagnasi ekonomi, populasi yang menua, dan meningkatnya kekecewaan di kalangan generasi muda.
"Saya suka berpegang pada gagasan Presiden Fidel Castro karena dia melakukan banyak hal untuk orang-orang Kuba, tetapi kita perlu peremajaan, terutama dalam ekonomi. Díaz-Canel perlu bekerja keras untuk ekonomi, karena orang perlu hidup sedikit lebih baik," ujar seorang warga Kuba yang berprofesi sebagai guru.
Diaz-Canel pun berjanji untuk meneruskan revolusi yang dilakukan Castro selama ini. Ia juga ingn membangun hubungan baik antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan dan kepedulian masyarakat untuk negaranya.
“Mandat yang diberikan rakyat kepada majelis ini adalah melanjutkan revolusi Kuba pada saat momen bersejarah yang krusial ini, yang akan ditandai dengan apa yang harus kita lakukan untuk menerapkan model ekonomi yang diberlakukan Castro” ujar Canel dalam pidatonya di Majelis Nasional, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (20/4/2018).
"Saya datang untuk bekerja dan bukan membuat janji," imbuhnya.