News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selain Navy SEAL dan Delta Force, AS Punya Pasukan Elite Phoenix Raven yang Misterius

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raven

TRIBUNNEWS.COM - Bicara teror, target yang umum disasar tak hanya rakyat sipil melainkan bisa pula fasilitas militer beserta isinya.

Paling tidak, hal itulah yang mendasari Air Mobility Command (AMC) membentuk satuan khusus bernama Phoenix Raven.

Baca: Usai Bertemu Jokowi, Ulama Alumni 212 Sampaikam 7 Poin Penting

Baca: Pemuda di Depok Dirampok dan Ditebas Senjata Tajam Saat Beli Nasi Goreng

Baca: ICW Kecewa Majelis Hakim Tak Vonis Setnov Hukuman Penjara Seumur Hidup

Phoenix Raven dibentuk untuk menjalankan tugas pengamanan dan penanggulangan serangan (termasuk teror) terhadap alutsistanya, terutama pesawat-pesawat angkut yang merupakan tulang punggung AMC.

Bahkan di Amerika sendiri, satuan khusus yang satu ini terbilang minim publikasi, apalagi di kalangan awam.

Selain kelahirannya memang belum terlalu lama, jumlah personelnya pun sedikit, ditambah lagi misinya yang tak biasa dan nyaris senantiasa luput dari pantauan media.

Pasukan khusus ini adalah pasukan komando yang beranggotakan sekitar 200-an personel yang merupakan bagian dari Air Force Security Forces (AFSF) yang di-BKO-kan di bawah Air Mobility Command (AMC), sebuah komando utama di bawah AU AS (USAF).

Pengamanan terhadap aset-aset AU AS khususnya pangkalan udara dan isinya diemban oleh AFSF sejak 1942 kala AU AS masih berada di bawah AD AS.

Nama AFSF baru dipakai sejak 1997 seiring reorganisasi besar-besaran yang dilaksanakan pada jajaran militer AS pasca berakhirnya Perang Dingin.

Dalam pelaksanaan misinya, satu tim Phoenix Raven terdiri dari dua hingga enam personel terlatih yang diintegrasikan dalam kru AMC, khususnya AMC Threat Working Group.

Tugas tim Phoenix Raven mulai dari mendeteksi ancaman hingga penangkalannya, pemeriksaan dan penilaian keamanan fasilitas untuk pesawat AMC (hanggar, apron hingga landasannya), hingga memberi masukan atau rekomendasi untuk keamanan para kru AMC lainnya.

Dengan integrasi ini, otomatis personel Phoenix Raven bertanggung jawab langsung padaaircraft commander layaknya kru darat lainnya.

Bahkan dalam misi airlift ke area berbahaya, Phoenix Raven dilibatkan dalam perencanaan prosedur dalam misi.

Sejak dari pesawat mendarat, menuju tempat parkir, kapan dan bagaimana pengamanan dalam proses bongkar muat, hingga pengaturan keamanan muatan, awak dan pesawatnya sendiri.

Phoenix Raven ditugaskan dalam semua misi AMC. Mulai dari TSM (theater support mission),contingency airlift mission, penempatan ke suatu lokasi atau deployment hingga exercise.

Banyaknya tugas di medan tempur tidak berarti di dalam negeri Phoenix Raven menganggur.

Pengamanan aset strategis AMC, seperti pesawat tanker juga dilakoni tim elit ini.

Latar belakang Phoenix Raven tak lepas dari peristiwa teror “9/11”.

Dalam melakoni misi-misi global khususnya Global War On Terror, keberadaan pesawat angkut militer AS rentan diserang.

Karena itulah, salah satu materi latihan yang diberikan pada personel satuan yang sering dijuluki Murder Crews adalah atbara (antiteror bajak udara).

Program pelatihan digawangi oleh United States Air Force Expeditionary Center di pangkalan udara Joint Base McGuire-Dix-Lakehurst, New Jersey, AS.

Pelatihan dilaksanakan secara intensif selama 22 hari, 12 jam per hari, yang terbagi menjadi beberapa materi yang tak jarang melibatkan satuan elite lain.

Beberapa materi yang dilatihkan dalam program Phoenix Raven di antaranya cross-cultural awareness (mendeteksi ancaman secara sosial lewat pemahaman budaya lokal), legal consideration (pengamanan dengan pertimbangan spek legal setempat), hingga airfield survey(survei pangkalan udara).

Salah satu materi yang seru adalah pertempuran jarak dekat (PJD/CQB) dalam ruangan sempit di dalam kabin pesawat.

Di sinilah seninya, bagaimana memprioritaskan keselamatan nyawa manusia terutama awak atau bahkan sandera jika ada. 

Lulus dari program pelatihan ini, para personel Murder Crews mempertahankan keahlian lewat latihan rutin, baik fisik maupun latihan misi yang kerap dilakukan bersama AFSOC (Air Force Special Operations Command).

Angkatan pertama Phoenix Raven lulus 1997, dan hingga saat ini sudah meluluskan sekitar 2.000 personel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini