Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengutuk serangan teroris yang terjadi di Indonesia pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (13/5/2018) kemarin yang mengakibatkan banyak korban tewas dan terluka.
Hal itu disampaikan pada Senin kemarin, usai terjadinya serangan bom susulan di Polrestabes Surabaya.
Dikutip dari laman Xinhua, Selasa (15/5/2018), para anggota Dewan Keamanan menyatakan simpati dan belasungkawa terdalam mereka kepada keluarga para korban dan juga kepada pemerintah Indonesia.
Mereka berharap ada proses pemulihan kesehatan dan trauma yang cepat bagi para korban yang terluka, kata anggota Dewan Keamanan dalam sebuah pernyataan pers.
Baca: Biasanya Cepat Pulang Selepas Misa, Go Derbin Ariesta Ternyata Jadi Korban Ledakan Bom di Gereja
Para anggota dewan menggarisbawahi ketegasan terkait perlunya penahanan terhadap para pelaku, penyelenggara, pemodal, serta sponsor dari tindakan terorisme yang patut dipertanggungjawabkan ini dan membawa para pelaku ke pengadilan.
Dalam hal ini, mereka mendesak semua negara untuk bekerjasama secara aktif dengan pemerintah Indonesia dan semua otoritas terkait lainnya.
Para anggota Dewan menegaskan kembali bahwa terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Mereka pun meminta semua negara untuk memerangi tindakan radikal yang melakukan segala bentuk ancaman itu.
Baca: RSUD Soesilo Pastikan Bupati Tegal Enthus Susmono Meninggal akibat Gagal Jantung
Serangan teroris di Kota Surabaya pada Minggu dan Senin kemarin, dilakukan oleh tiga keluarga, kata aparat kepolisian setempat.
Pada Senin kemarin satu keluarga dengan mengendarai dua sepeda motor menyerang Polrestabes Surabaya, Indonesia.
Bom bunuh diri itu menewaskan empat orang pelaku yang merupakan satu keluarga, dan melukai enam polisi serta empat warga sipil.
Sementara itu sehari sebelumnya yakni pada hari Minggu pagi, satu keluarga yang terdiri dari enam orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak, meledakan bom pada tiga gereja di Surabaya.
Bom bunuh diri itu menewaskan mereka dan sejumlah korban lainnya, serta melukai puluhan korban.
Baca: Polisi Ciduk Perempuan yang Sebut Bom Surabaya sebagai Pengalihan Isu
Lalu pada Minggu sore, terdapat bom yang meledak secara tiba-tiba di Sidoarjo, bom itu diduga meledak sebelum waktu yang ditentukan dan menewaskan pelaku.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku terkejut mendengar aksi teror bom yang terjadi di Surabaya pada hari Minggu kemarin.
Melalui juru bicaranya, ia mengatakan bahwa ia terkejut melihat kenyataan adanya anak-anak yang digunakan untuk berpartisipasi dalam serangan tersebut.