Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Pihak berwenang Singapura siap memperpanjang bantuan lebih lanjut kepada rekan-rekan bisnis mereka di Malaysia terkait program 1MDB.
Pernyataan tersebut disampaikan Departemen Urusan Komersial (CAD) serta Otoritas Moneter Singapura (MAS), pada Rabu pagi ini.
Baca: Rentetan Aksi Teror, Ketua DPR Mengimbau Masyarakat Tenang dan Waspada
"Pihak berwenang Singapura telah bekerjasama secara luas dengan rekan-rekan di Malaysia mengenai permintaan mereka sebelumnya yang terkait 1MDB, dan siap memperpanjang bantuan lebih lanjut," kata kedua lembaga tersebut dalam pernyataan bersama, saat menanggapi pertanyaan awak media.
Mereka menambahkan, "Singapura juga telah mengambil tindakan cepat terhadap lembaga keuangan dan individu yang melanggar Undang-undang (UU) dalam yuridiksi kami, sehubungan dengan aliran dana 1MDB."
Dikutip dari laman The Star, Rabu (16/5/2018), hal itu menyusul pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri terpilih Malaysia, Mahathir Mohamad bahwa ia berharap Jaksa memiliki bukti yang kuat untuk bisa menuntut mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak atas dugaan penyelewengan dana negara 1MDB.
Sementara itu, laporan audit pemerintah sebelumnya tentang dana kami (CAD dan MAS) telah dideklasifikasi pada Selasa kemarin.
Sebanyak USD 4,5 miliar diduga telah disalahgunakan dari dana 1MDB, dengan laporan bahwa sekira USD 700 juta masuk ke rekening pribadi Najib.
Sementara itu, sosok yang diduga menjadi dalang dari kasus tersebut, yakni Low Taek Jho atau Jho Low, diyakini tengah berada di Tiongkok atau negara lainnya, Thailand, seperti yang dilaporkan Straits Times.
Baca: Intoleransi Dinilai Sebagai Bibit Terorisme
MAS telah mendenda delapan bank dengan total mencapai USD 29,1 juta, sedangkan bank swasta Swiss BSI dan Falcon di Singapura, telah ditutup.
Beberapa orang pun dipenjara setelah dilakukannya penyelidikan secara ekstensif selama dua tahun terkait aliran dana 1MDB.