Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Warga Indonesia ternyata ada yang terdeteksi memiliki penyakit tuberculosis (TBC) yang secara hukum dilarang memasuki Jepang, diketahui pada tahun 2016 bersama 1337 turis asing lainnya.
"Pada tahun 2016 tercatat 1338 turis asing termasuk dari Indonesia yang terdeteksi memiliki penyakit TBC saat memasuki Jepang," papar sumber Tribunnews.com hari Rabu ini (16/5/2018).
Menurut UU Pengawasan Imigrasi Jepang saat ini, turis asing yang mengidap penyakit TBC dilarang memasuki Jepang.
"Namun dalam praktek memang agak sulit mendeteksi karena saat pengisian formulir tidak menuliskan hal tersebut. Olehkarena itu kami menggunakan alat deteksi khusus, kamera khusus, yang dipasang setelah penumpang pesawat luar negeri turun dari pesawat, semua harus melewati pintu loket tersebut dan terdeteksi bila suhu badan mengalami panas tinggi, atau ada gejala aneh pada badan turis yang bersangkutan," jelasnya lagi.
Selain itu pemerintah Jepang kemungkinan akan menerapkan satu persyaratan lagi bagi pengaju visa ke Jepang yaitu surat keterangan resmi dari rumah sakit umum besar di negara masing-masing yang menyatakan bahwa yang bersangkutan bebas dari TBC serta penyakit menular lainnya.
Upaya semakin memperketat masuk Jepang terutama di bidang kesehatan dan menjelang Olimpiade 2020 mendatang, di samping juga pengetatan di bidang barang bawaan makanan, buah serta cairan dari luar negeri ikut jadi perhatian tinggi mulai sekarang saat memasuki bandara internasional di Jepang.
Jumlah penderita TBC yang terdeteksi tahun 2016 sebanyak 1338 orang atau kenaikan 174 orang dibandingkan tahun 2015.
Selain warga Indonesia juga terdeteksi warga Filipina, China, Vietnam, nepal, dan Myanmar yang juga memiliki penyakit TBC saat memasuki bandara internasional Jepang, khususnya bandara Narita.
"Selain dari negara-negara Asia kami juga akan memperketat pengawasan ke negara lain melalui alat khusus pendeteksi kesehatan tersebut nantinya di saat penumpang turun dari pesawat udaranya," tambahnya.