TRIBUNNEWS.COM - Temuan ini dilaporkan oleh sebuah LSM yang bergerak di bidang konservasi dan pemberdayaan hewan, International Fund for Animal Welfare (IFAW) Rabu (23/8/2018).
Para ahli dan sejumlah pengamat IFAW menyisir zona internet di wilayah Rusia, Perancis, Jerman dan Inggris.
Mereka menemukan begitu banyak iklan yang menjajakan hewan yang terancam punah, dalam keadaan hidup dan mati, dalam bentuk potongan tubuh maupun utuh.
Tercatat, iklan itu tertera pada 11.772 laman per orang dan 106 situs web dan platform media sosial.
"Internet telah mengubah dunia ekonomi secara global, perdagangan satwa liar pun mengikuti arus perubahan itu," ujar Rikkert Reijnen, direktur divisi kejahatan terhadap satwa liar di LSM yang berbasis di Amerika Serikat tersebut.