Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Hujan deras yang mengguyur ibukota Yaman, Sanaa, menyebabkan banjir.
Sejumlah jalan pun tidak bisa dilintasi kendaraan akibat banjir.
Badai yang menerjang Sanaa pada Jumat sore hingga Sabtu sore itu merupakan musibah tak terduga yang terjadi di kota tersebut.
Baca: Hindari Kemacetan di Jalan Tol, Ini Saran Menhub kepada Pemudik
Hal itu karena biasanya bulan Juni dikenal sebagai musim kering atau kemarau.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Minggu (3/6/2018), kota Sanaa biasanya mengalami musim hujan antara bulan Maret dan Mei.
Namun intensitas hujan yang tinggi terjadi antara Juli hingga September.
Sehingga iklim seperti itu yang membuat wilayah Yaman berbeda dengan negara di bagian Semenanjung Arab lainnya.
Baca: Qatar dan Arab Saudi terlibat pertempuran di dunia maya
Anak-anak kecil warga setempat pun tampak sibuk bermain air, menikmati waktu istirahat mereka setelah menghadapi rasa trauma akibat konflik yang sempat terjadi di negara tersebut.
Sementara itu, sisa wilayah di Semenanjung lainnya terlihat sangat terik di musim panas.
Saat ini sebagian besar wilayah di negara itu memang berawan.
Namun tentu saja hal itu berbeda dengan dataran tinggi Barat yang mengalami hujan dengan intensitas lebat.
Curah hujan yang turun di kota Sanaa, lebih sedikit jika dibandingkan dengan bagian lain yang berada di dataran tinggi seperti di sisi Timur dataran tinggi.
Satu diantaranya, di Jabal an-Nabi Shuayb, yang merupakan gunung tertinggi di Yaman.
Kendati demikian, derasnya hujan yang turun di wilayah itu, bisa menyebabkan gangguan seperti banjir yang terjadi pada saat ini jika terus berlangsung.