Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS Tokyo - Seorang lelaki berusia 53 tahun tubuhnya berkeping-keping bunuh diri ditabrak kereta api peluru Shinkansen Nozomi 176 Kamis lalu (14/6/2018) mengakibatkan 40.000 penumpang terbengkalai, tertunda perjalanannya berjam-jam dari Hakata Fukuoka (jam 14:00 waktu Jepang) ke arah Kokuradan ke Shin Shimonoseki.
"Polisi kemarin (17/6/2018) akhirnya menemukan lelaki yang bunuh diri tersebut, naik dari tangga darurat dekat terowongan 17 kilometer sebelum stasiun Kokura dan menemukan mobilnya dekat lokasi kejadian," papar sumber Tribunnews.com Sabtu ini (16/6/2018).
Tubuh korban berkeping-keping, mengakibatkan hidung Shinkansen pecah dan darahnya bertebaran di hidung tersebut.
Masinis yang berhenti di stasiun Kokura masih menyangka Shinkansen menabrak binatang sehingga dilanjutkan perjalanan ke stasiun Shin Shimonoseki.
Wakil Presdir JR West Yoshihisa Hirano kemarin (15/6/2018) meminta maaf kepada masyarakat akan kejadian Sanyo Shinkansen tersebut, "Dari lubuk hati terdalam kami minta maaf kepada semua pihak atas kejadian tersebut," paparnya.
Hirano menceritakan, seharusnya masinis Shinkansen tidak melanjutkan perjalanan dari Kokura ke Shin Shimonoseki karena tahu ada dengar suara aneh.
Sebanyak 76 jadwal kereta api di sekitarnya terganggu akibat Shinkansen berhenti berjam-jam tersebut. Polisi segera mengusut kejadian tersebut termasuk mengambil contoh darah yang berceceran di hidung Shinkansen tersebut.
Desember lalu JR West juga menemukan keretakan pada as bawah roda Shinkansen dan Februari 2018 mengeluarkan peraturan, "Mendengar suara aneh apa pun segera Shinkansen harus berhenti dan melaporkan kepada petugas terdekat," tulis aturan tersebut.
Ternyata sopir Shinkansen kali ini tidak melaksanakan perintah tersebut dan kembali Hirano minta maaf serta akan melakukan tindakan tegas kepada sang sopir, sekaligus akan meningkatkan kewaspadaan lebih lanjut kepada semua sopir Shinkansen dalam waktu dekat ini.