Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire menyerang kebijakan 'perang dagang' yang baru-baru ini dilakukan Amerika Serikat (AS).
Ia memperingatkan bahwa tidak ada satupun negara yang akan mendapatkan manfaat dari perang tersebut.
Baca: Samawi Serahkan Sepenuhnya Soal Nama Cawapres Kepada Jokowi
Le Maire mengatakan, Perancis tidak akan merundingkan perjanjian perdagangan bebas dengan AS.
"Kami menolak bernegosiasi," kata Le Maire kepada wartawan disela pertemuan G-20 di Brazil pada Sabtu kemarin.
Menurut media Perancis, pejabat tersebut menanggapi pernyataan yang disampaikan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin.
Baca: Kalapas Sukamiskin Dicokok KPK, Anggota Komisi III Khawatir Kasus Serupa Terjadi di Lapas lainnya
Dilansir dari laman Russia Today, Minggu (22/7/2018), Mnuchin mengatakan bahwa AS siap untuk melakukan perjanjian perdagangan bebas jika tidak ada tarif, tidak ada hambatan non-tarif, dan tidak ada subsidi.
"Kami semua, terutama kami negara-negara Eropa, khawatir dengan perang perdagangan yang diluncurkan AS beberapa pekan lalu," jelas Le Maire.
Baca: Anggota Komisi III Apresiasi Tindakan KPK Bongkar Praktik Suap di Lapas Sukamiskin
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump memberlakukan pungutan pada impor baja dan alumunium dari Uni Eropa, serta ancaman untuk meberklakukan tarif terhadap mobil Eropa.
"Perang dagang ini hanya akan menghasilkan pecundang, itu akan menghancurkan pekerjaan dan memberi tekanan pada pertumbuhan global," katanya.
Le Maire juga menyebut AS memberlakukan tarif 'hukum rimba' yang tidak bisa menjadi dasar acuan bagi perdagangan dunia.
Ia pun mengancam, jika AS tidak mengubah pikirannya, tidak ada pilihan lain selain membalasnya.
Menteri Perancis itu memang sudah menyerukan Eropa harus 'membela' diri, setelah Trump bersumpah untuk memaksakan 20 persen peningkatan tarif pada mobil sebagai tanggapan terhadap tindakan tit-for-tat Uni Eropa.
Uni Eropa pun membawa AS ke WTO untuk menantang tarif baja dan alumuniumnya.
Mereka tidak sendirian dalam pengaduan ke organisasi itu, karena retribusi Trump juga menargetkan Kanada dan Tiongkok yang telah lama memprotes apa yang disebut AS sebagai unilateralisme, mengacu pada kebijakan proteksionis AS.