TRIBUNNEWS.COM, DAKAR - Presiden Tiongkok Xi jinping telah tiba di Senegal untuk melakukan kunjungan dua harinya di negara itu.
Ini sebagai bagian dari tur Afrika yang juga akan membawanya ke beberapa negara lainnya, seperti Rwanda, Afrika Selatan dan Mauritius.
Kedatangannya pun disambut Presiden Senegal Macky Sall pada Sabtu kemarin di ibukota negara itu, Dakar.
Dikansir dari laman Al Jazeera, Minggu (22/7/2018), kedua pemimpin yang baru bertemu untuk kali pertama tersebut diharapkan bisa menandatangani sejumlah transaksi bilateral.
Xi juga secara resmi juga diharapkan menyerahkan kunci ke tempat gulat yang dibangun di Tiongkok.
Perlu diketahui, gulat adalah olahraga yang sangat populer di Senegal.
Saat ini Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar kedua Senegal, setelah Prancis.
Seperti pernyataan Duta besar Tiongkok untuk Senegal Zhang Xun yang dikutip oleh media lokal pada Maret lalu, bahwa Beijing telah menginvestasikan dana sebesar USD 100 juta untuk Senegal pada 2017.
Selain itu Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar di Afrika, dan tur Xi ke benua itu menandai perjalanan kali keduanya ke luar negeri sejak memulai masa jabatan kedua di bawah aturan baru yang menghapuskan batas waktu.
Nantinya, kunjungan Xi ke Rwanda akan menjadi kali pertama yang dilakukan oleh seorang Presiden Tiongkok.
Kemudian di Afrika Selatan, ia akan menghadiri pertemuan puncak negara-negara BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, sebelum melanjutkan turnya mengunjungi Mauritius.
Afrika berada di tengah-tengah ledakan proyek infrastruktur yang dikelola dan dibiayai dengan sangat murah oleh Tiongkok.
Proyek tersebut menjadi bagian dari jalan Xi yang berinisiatif membangun jaringan transportasi yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan Afrika melalui jalur darat dan laut.
Tiongkok telah menjanjikan USD 126 miliar untuk rencana tersebut, yang telah dipuji oleh pendukungnya sebagai sumber pembiayaan penting bagi negara berkembang.
Di Senegal, pinjaman Tiongkok telah membiayai jalan raya yang menghubungkan Dakar ke Touba, kota utama kedua di negara itu serta bagian dari taman industri di Semenanjung Dakar.
Kritikan-kritikan menilai bahwa Afrika sedang dibebani utang yang diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar oleh Tiongkok dan mereka mungkin harus berjuang untuk bisa membayar itu.
Hal itu bisa membuat negara-negara di Afrika tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkan saham pengendali aset strategis ke Tiongkok.
Para pejabat Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa sebuah pelabuhan di negara kecil Djibouti, yang menjadi tuan rumah bagi pangkalan militer AS dan Prancis, bisa mengalami nasib serupa, meskipun Djibouti menampik kekhawatiran tersebut.
Sementara itu Tiongkok juga telah meminjamkan USD 20 miliar kepada pemerintah Guinea dengan imbalan konsesi bijih alumunium.
Guinea merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Selain perdagangan dan mineral, Tiongkok juga melihat Afrika sebagai sumber dukungan politiknya.
Diplomasi Tiongkok pada Mei tahun ini, berhasil mengisolasi setiap negara Afrika, kecuali monarki Swaziland dari Taiwan yang dipandang Tiongkok sebagai provinsi yang memberontak.
(Tribunnews, Fitri Wulandari)
Sumber: aljazeera.com