News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusia Menangkan Perselisihan WTO dengan Ukraina Soal Impor Peralatan Kereta Api

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WTO-OMC

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Panel perselisihan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah memutuskan untuk mendukung Rusia atas keputusan penolakannya untuk mengimpor peralatan kereta api Ukraina.

Menurut Ukraina, Rusia telah membeli gerbong, gandengan, turnouts serta komponen lain dari Ukraina sejak 2013 lalu.

Perlu diketahui, sebelum hubungan antara Rusia dan Ukraina memburuk, peralatan kereta api itu merupakan ekspor paling berharga bagi Ukraina ke Rusia.

Dilansir dari laman Russia Today, Selasa (31/7/2018), pada 2011 lalu, nilai ekspor peralatan itu mencapai angka 3,2 miliar dolar AS dari total 19,8 miliar dolar AS penjualan ekspor ke Rusia.

Nilai ekspor tersebut turun menjadi 150 juta dolar AS pada tahun-tahun sebelumnya.

WTO telah mengambil posisi Rusia yang mengklaim sangat tidak aman untuk mengirim inspektur ke wilayah Timur Ukraina, yang dinilai rawan konflik.

Kereta Api

Baca: AL Rusia akan Mendapatkan 26 Kapal Perang Baru, Empat di Antaranya Dilengkapi Rudal Kalibr

Organisasi tersebut kini dapat memeriksa ekspor sesuai dengan standar yang ditetapkan Rusia.

"Panel sepenuhnya setuju dengan posisi Rusia dan mengakui bahwa tidak ada pembatasan sistematis impor peralatan Ukraina oleh Rusia," kata Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Pejabat Ukraina mengatakan bahwa pihaknya bisa mengajukan banding atas putusan itu.

Kendati demikian, WTO memutuskan Rusia bisa membuat pemeriksaan kepatuhan di luar Ukraina, dan seharusnya menerima sertifikat penilaian kesesuaian yang dikeluarkan oleh Belarus dan Kazakhstan.

Dua negara itu merupakan anggota blok perdagangan Eurasia Economic Union yang dipimpin Rusia.

"Berkenaan dengan apa yang disebut non-pengakuan sertifikat yang dikeluarkan oleh otoritas yang kompeten dari negara anggota EEU lainnya, Rusia bermaksud untuk bertindak penuh sesuai dengan dasar kontrak dari EEU dan peraturan teknis dari Uni," kata Rusia dalam sebuah pernyataan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini