TRIBUNNEWS.COM - Hampir semua orang tua berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Tak hanya itu, para orang tua juga berusaha supaya anak-anaknya mendapat keadilan.
Seorang ayah di Tiongkok berusaha mencari keadilan untuk anaknya yang telah tewas 17 tahun lalu.
Dilansir Tribunnews dari China Daily, Wang Guohua kehilangan putranya, Lin Peng, pada 6 September 2001 silam.
Saat itu Lin Peng yang masih berusia 17 tahun tewas tertusuk di sebuah tempat biliar di Kota Fuqing, Provinsi Fujian, Tiongkok.
Tersangka yang diketahui bernama He Lei saat itu masih berstatus sebagai murid SMA.
Keduanya sempat adu mulut sebelum He menusuk Lin hingga tewas.
Saat anaknya tewas, Wang Guohua dan sang istri, Zheng Liyun, tengah berada di Jepang.
Wang dan Zheng berencana membawa Lin Peng ke Jepang untuk melanjutkan pendidikannya.
Sayang, sebelum rencana tersebut terwujud, Lin tewas terbunuh.
"Kami sudah mengajukan visa dan tengah menunggu persetujuan sebelum akhirnya dia meninggal," ujar Zheng Liyun.
Polisi sendiri tak kunjung menemukan keberadaan pelaku saat Wang dan Zheng tengah bersedih atas kematian putranya.
Wang pun memutuskan mencari pelaku seorang diri.
"Aku tahu ini seperti mencari jarum dalam jerami, tapi aku tidak punya pilihan. Aku tidak bisa melanjutkan hidupku setelah putraku meninggal," kata Wang.
Ia pertama kali pergi ke Guangzhou, tempat ayah pelaku memiliki kios di pasar ikan sebelum melarikan diri.
Selama berada di pasat tersebut, Wang terus mengawasi kios yang dikelola keluarga He.
Bahkan Wang menunggu di luar toko hingga malam hari untuk memastikan ia tidak kehilangan pelaku pembunuhan anaknya.
Namun, semua usahanya tersebut sia-sia.
Wang kemudian memutuskan pergi ke desa asal pelaku di Donghua, Kota Longtian.
Ia menyewa mobil dan melakukan pengawasan dari sebuah lapangan yang tak jauh dari rumah tersangka.
Selama sepuluh hari melakukan pengawasan, Wang tidak menemukan tanda-tanda pelaku di desa asalnya.
Hampir 17 tahun berlalu, Wang sudah melakukan perjalanan ke lebih sepuluh provinsi untuk mencari pelaku pembunuhan Lin.
Setiap kali Wang mendapat pesan tentang keberadaan pelaku, ia bergegas berangkat tanpa ragu-ragu.
Karena hal itu, Wang terkadang harus tinggal di satu tempat selama satu minggu hingga satu bulan.
Tak hanya di dalam negeri, pencarian Wang juga membawanya hingga Amerika Serikat, Myanmar, dan Singapura.
Memburu pelaku pembunuhan Lin selama bertahun-tahun membuat Wang dan keluarganya terjerat utang besar.
Ia bahkan memilih menjual properti dan menceraikan sang istri.
Setiap tahun, selama Festival Pertengahan Musim Gugur dan Festival Musim Semi, Wang akan kembali ke pasar ikan di Guangzhou untuk menunggu pelaku muncul.
Saat-saat seperti itu merupakan momen orang-orang Tiongkok kembali ke rumah untuk reuni keluarga.
Namun, sama seperti sebelumnya, pengawasan Wang berakhir sia-sia.
Menurut Wang, momen melakukan pengawasan saat festival tengah berlangsung sangat menjengkelkan.
"Saat setiap keluarga menikmati waktu reuni dan petasan meledak di udara, aku hanya duduk di sudut jalan yang dingin, menunggu pelaku, dan tidak pernah tahu kapan ia akan muncul," ujarnya.
Terkadang Wang merasa putus asa hingga berpikir ingin bunuh diri.
Tapi, setiap keinginan bunuh diri datang, Wang selalu menguatkan kembali niatnya.
"Kasus putraku belum berakhir, jadi aku tidak bisa mati," tutur Wang.
Beruntung pada September 2017 lalu, kepolisian Fuqing menangkap seorang pria di daerah Daoxian, Provinsi Genan, yang memiliki ciri-ciri fisik seperti He Lei.
Saat ditangkap, pria tersebut mengaku bahwa dirinya adalah He Lei, pelaku pembunuhan pada 2001 silam.
He mengatakan ia kabur ke Fuqing setelah membunuh Lin.
Untuk menghindari pencarian polisi, ia kemudian terbang ke daerah Daoxian dan membuat identitas palsu atas nama Zhu Junyang.
Di Daoxian, He menikah dan memiliki tiga anak.
Sampai ditangkap pada September 2017 lalu, He tidak pernah menceritakan soal kasus pembunuhan yang ia lakukan pada sang istri.
Dua minggu setelah He Lei ditangkap, sang ayah menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
Ia ditangkap atas tuduhan menyembunyikan pelaku kriminal.
Pada Juni 2018 lalu, Kejaksaan Fuzhou memulai penuntutan publik terhadap He atas tuduhan pembunuhan yang disengaja.
Wang akhirnya lega saat mengetahui pelaku pembunuhan anaknya sudah dibawa ke pengadilan.
Meski begitu ia mengaku masih merasa sedih karena kehilangan putra tercinta.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)