Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masa-masa sekolah dasar (SD) Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoto Nemoto (78) ternyata sangat menarik setelah diungkapkan Family History yang ditayangkan NHK, Senin (17/9/2018) malam.
"Saya pernah ditampar guru sekolah karena menyontek dari Dewi. Saat dia memberikan jawaban dan bahan contekan ke saya, ketahuan guru dan saya langsung ditampar 10 kali sama guru tersebut. Kejadian ini tak bisa dilupakah," kata Ichijima Masako, teman Dewi sambil tertawa mengenang masa lalu.
Meskipun demikian Dewi langsung mengangkat tangan dan menyatakan "Saya yang bersalah bu".
"Dewi memang hebat, berani angkat tangan membela temannya mengaku dia salah memberikan contekan. Saya kaget sekali waktu itu," tambah Ichijima.
Menurutnya, keberanian dan rasa kepemimpinan Dewi sudah terlihat sejak saat SD.
"Dewi juga bukan orang yang ragu, dia bisa tegas memastikan segala sesuatunya, berani dalam berbagai hal dan tidak malu karena tidak ikut studi tur sekolah karena kami juga sadar keluarganya mungkin tidak bisa membiayainya," tambahnya.
Teman Dewi yang lain, Iino juga mengungkapkan, Dewi membuang jauh rasa gengsi.
Baca: Empat Pria Perekam Video Asusila Pasangan Kekasih Diringkus
"Dia tak malu-malu pakai kaos kaki yang panjang sebelah, saya agak kaget juga saat itu tapi Dewi tidak malu dan ini mungkin karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan," kata dia.
Namun teman-teman SD Dewi mengakui sebagai orang yang kerja keras, teguh, dan pintar serta jago menggambar terutama gambar putri kerajaan sampai rinci hingga ke perhiasannya.
"Dewi itu pintar sekali buat gambar sampai terinci, bagus lagi gambarnya. Saya pernah mendapatkannya dari dia dan saya simpan sampai sekarang," ungkap Mie Iino, teman SD Dewi.
Seorang teman lainnya Hara, sempat kaget juga saat bertemu Dewi saat Hara sudah di universitas.
"Saya kaget melihat kecantikan Dewi dan perubahan karakter dia, bahasa Inggris nya bagus, dansa shako juga bagus bahkan saya diajarkan dansa olehnya. Saat itu saya juga belajar bahasa Inggris. Eh dikatakan Inggris kamu jelek ya, wah kaget juga saya," ungkap Hara mengenang masa lalu sambil tersenyum.
Kemahiran Dewi berbahasa Inggris karena pekerjaannya sejak SMA di klub hostes kelas satu besar di Akasaka bernama Copa Cabana.
"Tamunya di sana dari 10 orang 5 orang kaya raya dan kebanyakan juga kalangan asing. Kalau kita pulang ke rumah, pernah sekali saya melihat Dewi mengeluarkan tipsnya sampai satu juta yen diterima dari tamunya. Dia memang nomor satu di klub tersebut, semua mencari dia sangat cantik memang," kata Eiko Ishiba, teman kerjanya di Copa Cabana.
Baca: Ayah Dewi Soekarno Ternyata Seorang Mantan Samurai Jepang
Saat usianya 17 tahun Dewi mulai memasuki dunia artis di Jepang, jadi member sebuah kantor artis di Tokyo juga menjadi hostes di club Copa Cabana supaya penghasilannya besar untuk membantu ibu dan adiknya.
Sebelumnya Dewi jadi karyawan kantor Asuransi Jiwa Chiyoda yang ada di Kyobashi dan siang hari kerja paruh waktu membantu sebuah cafe.
Dua tahun kemudian saat usia 19 tahun Dewi diperkenalkan dengan Presiden Soekarno di sebuah kafe lobby hotel Imperial.
Dua bulan kemudian datang surat dari Soekarno agar Dewi ke Jakarta dilamar sebagai istrinya.