Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peredaran narkoba dilarang di Jepang, namun hukuman bagi yang melanggar tidak ada hukuman mati di Jepang.
Tak heran banyak kalangan dunia bawah tanah Jepang semakin berani menjual dan menyelundupkan narkoba masuk ke Jepang dari berbagai negara.
"Narkoba memang dilarang tetapi banyak yang berani kini berjual terbuka di internet dan dibaca banyak orang," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (2/10/2018).
Sebuah situs jual beli narkoba secara terbuka beredar di Jepang.
Bagi sebagian orang (warga Jepang) mungkin tidak mengerti dan aneh karena di situs ini menggunakan bahasa menarik, misalnya Choko (cokelat), Charii (sepeda), Oshio (garam) dan sebagainya.
Namun bagi pengguna dan para pelaku perdagangan narkoba hal itu sudah biasa.
Penyelidikan Tribunnews.com, sekitar 170 kode-kode khusus ada di dunia narkoba Jepang.
"Dunia narkoba mulai meningkat transaksi lagi di Jepang, penyelundupan juga semakin banyak karena uang masuk ke mafia Jepang (yakuza) sudah semakin menipis dan penjualan narkoba menghasilkan banyak keuntungan. Sementara jonokin (setoran dari bawahan ke atasan) harus terus secara rutin dilakukan. Makanya kalangan bawah yakuza mulai semakin berani melakukan jual beli dan penyelundupan narkoba," ungkap sumber Tribunnews.
Baca: Jenazah Gleen Mononutu Tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, Isak Tangis Keluarga pun Tak Terbendung
Oleh karena itu ratusan juta yen penyelundupan narkoba sudah menjadi hal biasa saat ini bagi kalangan yakuza supaya dapat untung semakin banyak.
Caranya pun umumnya lewat laut, disembunyikan di dasar laut datang dari China, Korea dan sebagainya.
Dengan alat pendeteksi khusus, si pengambil "barang" tersebut tahu dengan pasti lokasi barang yang diantarkan di bawah laut dan pengambilan tentu malam hari agar tak diketahui oleh siapa pun.
Bagaimana dengan bahasa narkoba tersebut?
Tentu untuk menggunakan narkoba ada tabung alat jarum suntik.
Kode untuk itu biasanya tertulis dalam bahasa Jepang (katakana) berupa pompu (pump atau pompa)--silinder penyuntik stimulan dan dijual satunya sekitar 1000 yen.
Pada gambar tertulis P1 1000, yang artinya pompa (alat suntik) tersebut satu buah dijual seharga 1000 yen.
Baca: Rencana Gus Maiz Menikahi Kekasihnya Bulan Desember Tak Kesampaian
Kemudian pada bagian atas situs tertulis ICE 0,2 11.000.
ICE adalah kode untuk stimulan atau kakuseizai di Jepang, untuk 0,2 gram dijual seharga 11.000 yen.
Harganya mahal karena ini paling populer, paling banyak penggunanya di Jepang.
Ada pula yang 0,5 gram seharga 21.000 yen, mahal karena kualitasnya lebih baik, kalau dinikmati lebih fly.
Lalu satu gram seharga 34.000 yen.
Kemudian tertulis kanji yang disebut Yasai (sayur) dengan satu lembar yasai seharga antara 6000 sampai 7000 yen.
Yasai adalah ganja, daun gaja kering yang diperjualbelikan.
Ganja juga biasa disebut Choco atau cokelat.
Ada juga yang menyebut Happa atau daun yang berarti juga ganja. Jadi ganja punya beberapa kode dalam dunia narkoba di Jepang.
Kode yang menarik juga adalah Chari (sepeda) tertulis 1.0 berarti satu gram, harganya 27.000 yen.
Apa itu Chari ? Inilah Kokain. Harganya memang mahal.
Baca: Brigadir Ap Meninggal dalam Perjalanan ke RS Usai Menembakkan Senapan ke Kepalanya
Lalu ada pula kode lain untuk dunia narkoba seperti Champagne - yang berarti stimulan.
Atau Kingyo (ikan emas) - juga berarti stimulan.
Oshio (garam) - yaitu jenis narkoba MDMA.
Demikian pula nama: Adam - juga sejenis MDMA.
Ada pula yang memanggil: Hello yaitu kode untuk Heroin.
Missile (peluru kendali) - adalah jenis narkoba Metilon (Methylon)
Banyak sekali kode menarik lainnya tetapi pada umumnya 10 kode-kode itulah yang digunakan di dunia internet untuk jual beli narkoba.