TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menyatakan ada 5 bentuk bantuan yang bisa diberikan oleh dunia internasional pada Indonesia, dalam menangani pasca gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Hal tersebut disampaikan pada kegiatan press briefing, di ruang Palapa, Kantor Kemenlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanantha Nasir mengatakan, satuan tugas nasional penanganan bencana di Sulawesi Tengah telah melakukan invetaris kebutuhan yang menjadi prioritas.
Ia menyebut ada 5 proritas yang diperlukan yaitu, pesawat terbang C130 atau sejenisnya, tenda pengungsi, water treatment, electric genset, serta rumah sakit lapangan dan peralatan medis.
"Tim telah sampaikan bahwa bantuan asing yang diharapkan atau diprioritaskan saat ini 5 itu," tutur pria yang kerap di sapa Tata tersebut.
Baca: Sempat Gagal Jadi Dokter, Inilah Kisah Hidup Dato Sri Tahir, Miliarder yang Kirim Bantuan ke Palu
Direktur Fasilitas Diplomatik Kemenlu RI, John Tjahjanto Boestami mengatakan, pesawat angkut berjenis C130 atau sejenisnya digunakan untuk memobilisasi bantuan maupun orang.
"Di Palu ada keterbatasan teknis, bandar di Palu itu kan rusak, di ujung landasan kan retak, street yang bisa dipakai 2.000 meter. Jadi pesawat-pesawat jenis tertentu yang bisa dizinkan masuk," jelas John.
Baca: Usul 3 Oktober Jadi Hari Antihoaks Nasional, Ridwan Kamil Beri Contoh Kasus Hoaks Digital
Sejauh ini, ada 18 negara sahabat dan 2 organisasi internasional yang telah menyampaikan daftar bantuan konkret ke Indonesia.
Namun Arrmanantha mengatakan, jumlah negara yang telah menawarkan diri tentu lebih banyak.
"Kalau soal negara yang ingin berniat mengirim bantuan sudah banyak, lebih dari 18 negara tapi mereka belum komunikasi kita secara detail," kata Tata.
Baca: Dijatuhi Sanksi PSSI, Petisi Persib Bandung Pindah ke Liga Thailand Didukung Ribuan Orang
Ia menyebut negara-negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hongaria, Turki, Jerman, Spanyol, Inggris, Australia.
Sementara untuk negara Asia Pasifik, ada Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, RRT, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar. Organisasi internasional UNDP dan AHA center.
"Jumlah ini masih bisa berkembang lagi," tutur dia.