TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan Duta Besar Australia Gary Quinlan dua kali menghadap Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, terkait niatan negara kangguru itu untuk memindahkan Kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Yang pertama tanggal 16 Oktober dan yang kedua kemarin (17 Oktober)," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir di ruang Palapa, Kantor Kemlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).
Baca: DPR Kecam Wacana Pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv Ke Yerusalem
Dalam dua pertemuan tersebut, ia mengatakan Menlu Retno menyatakan sikap tegas Indonesia untuk meminta Australia dan negara-negara lain mendukung perdamaian sesuai dengan prinsip-prinsip yang disepakati dalam Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB dan kesepekatan sebelumnya.
"Ditekankan agar Australia tidak mengambil langkah-langkah yang mengancam kestabilan global. Itu yang disampaikan oleh Menlu ke Dubes Australia," terang pria yang kerap disapa Tata ini.
"Intinya seperti ini, bahwa dalam melaksanakan hubungan bilateral kedua negara, tentu berbagai pernyataan bisa dilihat dengan apa yang kami sampaikan. Tidak harus secara eksplisit," sambung dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pesan Menlu RI itu akan diteruskan Dubes Quinlan ke Pemerintah Pusat Australia.
"Yang disampaikan oleh Bu Menlu posisi atau komitmen Indonesia terhadap perjuangan Palestina bahwa itu mandat konstitusi kita dan juga dilihat di minggu terakhir, solidarity week di Jakarta itu sudah menunjukkan komitmen kami, seberapa tingginya kami menaruh perhatian terhadap isu. Itu sangat dimengerti oleh Australia," jelas Tata.
Pada pertemuan pertama yaitu Selasa sore (16/10/2018) dihadapan Menlu Retno, diketahui Dubes Quinlan menjelaskan sikap Australia menyusul pernyataan PM Scott Morrison.
Quilan menuturkan, Australia sampai saat ini belum mengambil keputusan resmi apakah benar-benar melakukan pemindahan kedubes, sama seperti yang dilakukan Amerika Serikat sebelumnya.