Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meningkatkan kecurigaannya bahwa beberapa ruangan yang ada di area Konsulat Arab Saudi di Istanbul, telah dilakukan pengecatan ulang.
Dugaan tersebut menyusul hilangnya jurnalis senior sekaligus Kritikus ternama Arab Saudi, Jamal Khashoggi setelah memasuki konsulat itu.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (18/10/2018), Erdogan menyampaikan pada Selasa lalu bahwa pihaknya juga mencari bukti dalam misi pencarian Khashoggi setelah kepolisian Turki memasuki konsulat tersebut untuk kali pertama dan menggeledah tempat itu selama 9 jam.
"Harapan saya adalah sesegera mungkin kami dapat mencapai kesimpulan yang akan memberikan kepada kami pendapat yang masuk akal," kata Erdogan kepada awak media di Ankara, Turki.
"Karena penyelidikan itu mencari banyak bukti seperti materi-materi yang saya kira sudah dihapus (Konsulat Saudi) dengan mengecatnya," kata Erdogan.
Baca: Uji Coba Konbini Tanpa Kasir di Jepang Hanya Dua Bulan
Sementara itu para pejabat Turki pun telah mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang memiliki rekaman audio dan CCTV yang menunjukkan bahwa Khashoggi terbunuh di konsulat itu.
Mereka juga telah membagikan bukti itu kepada negara-negara lainnya termasuk Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS).
Arab Saudi pun membantah memiliki peran di balik mengilangnya Khashoggi.
Seorang pejabat keamanan Turki menyampaikan tidak ada bukti konklusif yang muncul dari pencarian yang dilakukan di konsulat.
"Namun, ada beberapa temuan dan saat ini sedang ditelusuri," katanya.
Ia menambahkan pengecatan ulang itu mungkin telah merusak beberapa bukti.
Baca: Oknum Polisi Diraja Malaysia Tertangkap Selundupkan Miras di Wilayah Perbatasan
"Ini tidak bisa sepenuhnya dihapus begitu saja, tim kami akan mengurus ini," ujarnya.
Sumber diplomatik Turki juga menegaskan bahwa para peneliti berencana untuk memperluas pencarian mereka ke kediaman Konsulat Arab Saudi.