News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Kritikan Terakhir Khashoggi kepada Arab Saudi Sebelum Tewas

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita ikut berdemonstrasi di depan Kedutaan Arab Saudi di Washington DC, setelah menghilangnya Jurnalis senior sekaligus Kritikus politik Arab Saudi Jamal Khashoggi saat memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pembunuhan terhadap jurnalis asal Arab Saudi Jamal Khashoggi membuat banyak pihak di dunia geram.

Khashoggi merupakan mantan orang dalam keluarga kerajaan yang berubah menjadi pengkritik putra mahkota.

Dia menghilang usai masuk ke konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu, guna mengurus dokumen untuk keperluan rencana pernikahannya.

Tiga hari sebelum tewas, Khashoggi muncul di acara publik di London, Inggris, pada peringatan 25 tahun Perjanjian Damai Oslo antara Israel dan kepemimpinan Palestina.

Melansir Daily Mail, Selasa (23/10/2018), pria berusia 59 tahun tersebut mengatakan acara konferensi itu memang mengenai Timur Tengah, namun tidak mungkin digelar di sana.

"Acara akan sulit digelar saat ini di dunia Arab karena kami mundur dari kebebasan di sebagian besar negara Arab," katanya.

Dia menyebut, kebanyakan negara di Arab sedang runtuh seperti Libya, Suriah, dan Yaman, sehingga tidak memiliki kepentingan membahas Palestina karena memiliki masalah internal. "Mereka tidak memiliki kepentingan untuk mendiskusikan Palestina karena mereka punya kesengsaraan sendiri," ucapnya.

"Kemudian, di negara seperti Arab Saudi, negara saya, atau di Mesir, mereka tidak berminat pada isu-isu semacam itu yang memotivasi dan mengumpulkan rakyat karena ingin menundukkan mereka," imbuhnya.

Dua hari setelah menghadiri konferensi, dia terbang dari London ke Istanbul. Khashoggi terakhir terlihat dalam keadaan hidup pada 2 Oktober 2018 saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen rencana pernikahan dengan tunangannya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut kematian Khashoogi bukan karena kecelakaan, melainkan pembunuhan berencana yang kejam. Dia menyoroti sikap staf konsulat Saudi yang mengulur waktu penyelidik Turki untuk memasuki gedung.

"Kami menegaskan, tak bakal diam dan melakukan segala tindakan untuk menegakkan keadilan," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Tewas, Ini Kritikan Terakhir Khashoggi kepada Arab Saudi"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini