Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata kapten kapal kargo berbendera Malta Oldendorrf yang kini masih bersandar di pelabuhan Kure Hiroshima adalah warga negara Indonesia dan menyatakan ingin minta maaf kepada penduduk Jepang khususnya penduduk pulau Oshima Ohashi (Suo Oshima). Kapten Kapal Oldendorrf warga Indonesia itu berusia 44 tahun.
"Kapten kapal adalah WNI dan dia ingin minta maaf kepada masyarakat Oshima Ohashi menyesalkan kejadian tersebut dan mengakui tidak mengukur ketinggian kapal dengan jembatan Oshima Ohashi yang dilewatinya," papar sumber Tribunnews.com Jumat ini (2/11/2018).
Pihak satuan penjaga pantai Jepang (JCG) menerima dokumen lengkap dari tiga pimpinan kapal termasuk Kapten Kapal orang Indonesia tersebut.
"Kejadian tersebut jelas kelalaian yang sangat berat mengakibatkan penduduk Suo Oshima tidak bisa minum karena saluran pipa air dari daratan perfektur Yamaguchi terputus ke pulau Sue Oshima tersebut. Bukan hanya tak bisa minum bisnis di sana pun jadi mati gara-gara putusnya pipa air, kabel internet dan sebagainya yang ada di jembatan tersebut," tambahnya.
Kerusakan jembatan sepanjang 250 meter dihajar kapal kargo besar berbendera Malta jam 00:35 pagi tanggal 22 Oktober lalu waktu Jepang.
Akibat pipa air terputus yang melintas di jembatan tersebut, maka sekitar 16.700 jiwa di pulau Suo Oshima tak dapat minum air. Rumah sakit yang ada cuma memiliki persediaan air hanya untuk 3 hari saja.
Kapal kargo dengan berat 25.000 ton dan panjang 180 meter itu semula berangkat dari pelabuhan Yanai di perfektur Yamaguchi.
Jembatan tersebut selesai di bangun tahun 1976 dengan panjang 1020 meter pada ketinggian 30 meter di atas laut dipakai untuk jalan raya nasional No.437. Selain pipa air juga kabel internet dan kabel telepon di instal pada jembatan tersebut.
Setiap hari dipasok sedikitnya 5,800 cubic meters air ke kota Oshima di pulau kecil tersebut.
Mamoru Mamoru, Sekretaris Kota Oshima yang juga menangani Rumah Sakit Oshima mengatakan, " Kita sekarang secara darurat ambil air dari cadangan yang ada untuk kebutuhan rumah sakit."
Para pelajar pulau Oshima menggunakan air kolam renang untuk kebutuhan sehari-harinya kini.
Ryuichi Okazaki manager sebuah tempat penginapan menyatakan sementara menutup tempat penginapannya karena tidak ada air. Turis juga tidak ada yang mau menginap di tempat yang tak ada airnya bukan? Kita rugi semua."