TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mukadass Javaid bukan remaja putri biasa.
Selain menjadi bintang bola basket andalan di sekolahnya, Mukadass adalah seorang remaja inspiratif.
Mukadass Javaid menjadi seorang panutan untuk perempuan-perempuan Muslim lain.
Mukadass menginspirasi mereka untuk mengesampingkan hambatan budaya dan terjun di dunia olahraga.
Perempuan berusia 17 tahun itu terlibat dalam proyek sosial untuk remaja-remaja perempuan Muslim di Hillhead High School, Glasgow, Skotlandia.
Proyek ini melatih kemampuan remaja-remaja Muslim di bidang olahraga, termasuk bola basket, netball, dan bulutangkis.
"Perempuan-perempuan Muslim selama ini tidak mendapatkan kesempatan untuk menjadi atlet yang hebat. Pasti ada Andy Murray atau Michael Jordan berikutnya dari komunitas kami di luar sana, namun Anda tidak akan pernah tahu," ujar Mukadass seperti dikutip dari Daily Record.
Bagi Mukadass Javaid, olahraga adalah pintu bagi para perempuan muda Muslim untuk berkembang dan berprestasi.
Menurut dia hal yang mereka butuhkan adalah meruntuhkan tembok penghalang.
"Menurut saya beberapa dari mereka takut kepada apa yang dipikirkan orangtua, secara tradisional dan budaya, olahraga bukan hal yang dilakukan perempuan muda Muslim," kata Mukadass.
Mukadass mengatakan banyak hal positif yang berasal dari olahraga.
Oleh karena itu, Mukadass sangat menyayangkan perempuan-perempuan muda Muslim merasa tidak bisa berolahraga hanya karena keyakinan atau agamanya.
"Untuk saya, budaya saya dan olahraga adalah dua hal yang terpisah. Ada banyak perempuan muda Muslim yang bisa berolahraga tanpa melecehkan budaya-budaya kami. Bola basket satu di antaranya," ujar Mukadass yang membantu tim sekolahnya mencapai babak final Piala Sekolah Glasgow 2018.
Dia tak menanggalkan hijabnya, termasuk saat berolahraga.