TRIBUNNEWS.COM, PORT BLAIR - Sebelum tewas, John Allen Chau ternyata sempat melakukan kontak pertama dengan suku Sentinel pada 15 November lalu.
Dalam jurnal seperti dikutip news.com.au Kamis (29/11/2018), Chau membawa hadiah seperti ikan, gunting, pin pengaman, higga bola sepak.
Namun, sambutan yang diterima pria berkebangsaan Amerika Serikat (AS) rupanya negatif jika merujuk kepada kisahnya di jurnal.
Dua orang pria Suku Sentinel mendekatinya sambil berteriak.
Masing-masing membawa busur dan anak panah yang diangkat dengan gelisah.
"Saya membalas berteriak 'Nama saya John. Saya mencintai kalian. Begitu juga dengan Yesus'," kata Chau di dalam jurnalnya.
Baca: Jadi Orang Pertama yang Bertemu Langsung Suku Sentinel, Antropolog Ini Bagikan Tipsnya
Pria berusia 27 tahun itu kemudian menawari mereka ikan.
Namun warga Sentinel itu terus mendekatinya karena gusar dengan kunjungan itu.
Salah satu dari dua orang itu yang diketahui masih remaja melepaskan anak panah yang untungnya mengenai Kitab Suci yang dibawa Chau.
Chau segera berlari menuju ke kanonya dan kembali ke kapal nelayan setempat yang sudah membantunya mendekati Pulau Sentinel Utara.
Baca: Jenazah John Allen Chau Tak Bakal Dievakuasi dari Pulau Sentinel
News.com.au memberitakan, panah itu merupakan peringatan dari Suku Sentinel.
Namun fakta itu tak menggoyahkan hati Chau untuk tetap pergi ke sana. Dalam tulisan terakhirnya, Chau merasa bahwa kematiannya sudah dekat.
"Tuhan, saya tidak ingin mati," ujar Chau dalam tulisannya.
Kemudian dia menulis betapa indahnya matahari yang sedang terbenam.
"Saya sedikit menangis membayangkan bahwa ini adalah matahari terbenam terakhir yang saya nikmati," tulisnya.
Baca: Tidak Mau Ganggu Suku Sentinel, Upaya Mengambil Jenazah Pria AS dari Pulau Sentinel Utara Dihentikan
The Washington Post via Chicago Tribune melaporkan, Chau kemudian meminta kepada nelayan yang membantunya untuk menurunkannya di pantai pada 16 November.
Nelayan itu kemudian kembali keesokan harinya (17/11/2018) dan menyaksikan warga Sentinel menyeret tubuh Chau yang sudah tak bernyawa di pinggir pantai.
Kepolisian Kepulauan Andaman dan Nicobar menyatakan mereka sudah memetakan lokasi yang diyakini sebagai tempat Suku Sentinel menguburkan jenazah Chau.
Namun, pemerintah India menuturkan mereka belum mempunyai rencana untuk mengambil jenazah Chau tanpa menimbulkan konflik baru dengan orang Sentinel.
Selain itu, upaya untuk mengambil jenazah juga disorot karena dikhawatirkan penyakit dari luar Sentinel bakal menghinggapi suku itu.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Jurnal Pria AS Ungkap Kontak dengan Suku Sentinel Sebelum Dibunuh