News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terungkap! Agen-agen Rusia Sebar Propaganda di Semua Media Sosial untuk Menangkan Donald Trump

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, pada Juli 2018.

TRIBUNNEWS.COM, AS - Dua penelitian yang disusun untuk Senat Amerika Serikat menyebutkan bahwa agen-agen Rusia menggunakan semua platform media sosial untuk membantu Donald Trump memenangi pemilihan presiden AS.

Dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, tim peneliti menemukan bahwa puluhan juta warga rakyat Amerika terekspos propaganda dukungan Rusia selama kampanye pemilihan presiden Amerika.

Penelitian terbaru itu mengungkapkan YouTube, Tumblr, Instagram dan PayPal - serta Facebook dan Twitter - dimanfaatkan untuk menyebarkan propaganda untuk memenangkan Trump.

Laporan itu, yang dirilis hari ini oleh Senat AS, memperlihatkan upaya disinformasi dalam skala yang luas oleh Rusia.

Para peneliti itu mengkritik "tanggapan yang terlambat dan tidak terkoordinasi" oleh perusahaan-perusahaan teknologi tersebut.

Baca: Sebut Gaya Kampanye Prabowo Mirip Donald Trump, Pakar Psikologi Politik Beri Saran

Laporan tersebut dikerjakan oleh Proyek Propaganda Komputasi Universitas Oxford dan perusahaan analisis jejaring sosial Graphika.

Ini adalah analisis pertama untuk Komite Intelijen Senat AS terhadap jutaan unggahan di media sosial Twitter, Google dan Facebook.

Walaupun Facebook dan Twitter sebelumnya telah mengungkapkan adanya gangguan dari Rusia, masih sedikit yang diketahui tentang penggunaan platform media sosial lainnya.

Laporan itu menunjukkan YouTube, Tumblr, PayPal, dan Google+ ikut dipengaruhi.

Disebutkan Rusia mengadaptasi teknik pemasaran digital dengan sasaran khalayak luas di berbagai saluran media sosial.

"Mereka menggunakan seluruh keluarga situs media sosial," kata Dr Philip N. Howard, direktur Institut Internet Oxford.

"Kami pikir tujuannya adalah membuat kampanye terlihat tidak melanggar aturan."

Penelitian ini merinci kampanye berskala besar yang dipelopori Internet Research Agency (IRA) - sebuah perusahaan Rusia yang menurut United States Intelligence Community (IC) memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.

Laporan itu mengungkapkan Rusia menitikberatkan targetnya secara khusus kepada kelompok konservatif dengan mengunggah isu imigrasi, ras dan penggunaan senjata.

Ada juga upaya melemahkan kekuatan pemilih dari masyarakat kulit hitam yang berhaluan kiri, dengan menyebarkan informasi yang salah perihal proses pemilihan.

Laporan lainnya, yang juga dirilis hari ini oleh Senat AS, yaitu oleh lembaga penelitian New Knowledge, juga menyoroti upaya Rusia untuk menargetkan masyarakat kulit hitam

Temuan ini menjelaskan betapa IRA -yang dikendalikan Rusia- menitikberatkan kepada "khalayak kulit hitam dan merekrut aktivisnya sebagai aset," diantaranya dengan mendorongnya untuk melakukan unjuk rasa.

Agen-agen Rusia itu disebutkan mengirim pesan-pesan dan informasi-informasi kepada pemilih kulit hitam untuk membingungkan mereka tentang proses pemilu, termasuk informasi menyesatkan perihal bagaimana memberikan suara.

"Yang jelas semua pesan itu dibuat untuk menguntungkan Partai Republik, dan khususnya Donald Trump," kata laporan itu.

Penelitian ini kemudian mengkritik "respon terlambat dan tidak terkoordinasi" dari perusahaan-perusahaan teknologi atas kampanye penyesatan informasi oleh Rusia.

BBC sejauh ini telah meminta klarifikasi kepada Kedutaan Rusia di Inggris terkait penelitian ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini