TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Di hadapan dewan PBB di New York, Selasa (15/1/2019), Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan Israel bertanggung jawab atas terhambatnya pembangunan di Timur Tengah, khususnya di wilayah Palestina.
"Berlanjutnya penjajahan dan pendudukan Israel atas negara Palestina telah mengacaukan pengembangan dan kapasitas kami untuk bekerja sama dan berkoordinasi."
Baca: Israel Tembak Mati Warga Palestina di Perbatasan
"Serta telah menghalangi perkembangan masa depan yang saling terkait antara penduduk di kawasan itu," kata Abbas
Abbas menambahkan, sebagai pemimpin Palestina, dirinya akan berkomitmen untuk tercapainya solusi damai dalam mengakhiri pendudukan dan mewujudkan kemerdekaan negara Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur.
Dilansir AFP, Presiden berusia 83 tahun itu turut berjanji Palestina akan dapat hidup berdampingan secara damai dan aman dengan negara Israel.
Palestina, sebagai negara anggota pengamat PBB, akan bertindak sebagai ketua Kelompok 77, sebuah blok beranggotakan 134 negara anggota PBB untuk tahun 2019.
Palestina menggantikan Mesir yang menjadi ketua blok di tahun sebelumnya. Penunjukan tersebut menyusul Majelis Umum PBB yang resmi memberlakukan resolusi pada tahun lalu, yang memberi hak tambahan kepada Palestina untuk dapat bertindak sebagai ketua G77.
Baca: Militer Israel: Kami Telah Temukan Seluruh Terowongan yang Dibangun Hizbullah
Palestina mendapat status negara pengamat non-anggota PBB pada November 2012, dan berhak untuk bergabung dalam sejumlah perjanjian internasional, namun tidak memiliki hak suara di Majelis Umum.
Penunjukan sebagai ketua G77 dianggap sebagai momen penting karena dapat meningkatkan profil Palestina sebagai pemimpin blok negara-negara berkembang terbesar di PBB.
Penulis : Agni Vidya Perdana
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Presiden Palestina Sebut Israel Hambat Pembangunan di Timur Tengah