Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah komunitas warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Jepang, Joban Group terbentuk 22 Januari 2019 lalu.
Minggu (3/3/3019) kemarin mereka melakukan pertemuan pertama di gedung pertemuan dekat Stasiun Kameari selama 4 jam dari pukul 13.00 hingga 17.00 waktu Jepang.
"Nggak terasa waktu cepat sekali, sudah kurang 10 menit lagi selesai pertemuan ini," kata Tasya Annisa yang biasa dipanggil Acha kepada Tribunnews.com.
Tasya merasa asyik mengikuti pertemuan itu sehingga lupa waktu dengan berdiskusi selama 4 jam.
Karena pertemuan pertama kali dimulai dengan perkenalan diri satu per satu dan ternyata WNI yang berada di jalur kereta api Joban (Tokyo Chiba Ibaraki) tersebut dari berbagai kalangan.
Mulai pelajar, yang baru belajar bahasa Jepang, sampai yang sedang belajar Doktoral (S3), pekerja, pedagang dan sebagainya.
Pembicaraan masuknya para WNI tersebut ke Jepang juga bervariasi, mulai yang mengikuti proses biasa, harus menguasai dulu bahasa Jepang, sampai dengan yang sama sekali tak mengerti bahasa Jepang.
"Saya dulu sempat bekerja desain di Malaysia. Lalu bisa masuk Jepang karena direkrut perusahaan desain Jepang yang ada di Shin Okubo Tokyo. Padahal saat itu saya tak bisa bahasa Jepang sama sekali. Bosnya orang Australia dan ternyata di perusahaan itu banyak juga yang bekerja orang Indonesia," ungkap Michael Eden.
Namun perusahaan tersebut tidak stabil dan Michael ke luar dan masuk ke perusahaan besar di Jepang untuk desain 3D animasi.
"Ya sudah setahun lebih saya di perusahaan Jepang yang baru di Tokyo, enak juga kerja di sana dan perusahaan itu yang urusi visa kerja saya," ungkapnya.
Kisah menarik juga dari Acha yang sempat bertemu PM Jepang Shinzo Abe saat ikut rombongan musik opera Enjuku beberapa tahun lalu.
"Setelah saya dapat beasiswa belajar di Jepang, kemudian baito (kerja paruh waktu di Tokyo) pada sebuah restoran kelas atas di Tokyo, suatu waktu datanglah tamu khusus, ternyata PM Jepang Shinzo Abe. Oleh ajudannya saya dipanggil dan saya menawarkan menyanyi di depan dia, silakan katanya, lalu sempat foto berdua dengan PM Abe. Kaget sekali saya gak nyangka bisa foto berdua dengan PM Abe," ungkap Acha.
Acha juga bercita-cita menjadi artis di Jepang. Itu sebabnya dalam pertemuan kemarin terbentuk satu usaha baru untuk pembuatan youTuber tim untuk memperkenalkan Jepang lebih populer lagi ke masyarakat Indonesia dipimpin Wahyu (Sora Oshima) dengan anggota Acha dan Daniel Pratama.
"Tapi yang lain kalau mau gabung silakan terbuka kok," ungkap Wahyu yang tujuh tahun tinggal di Indonesia (4 tahun di Bali dan 3 tahun di Jakarta).
Selain itu kelompok tersebut juga membicarakan pajak yang rinciannya akhirnya disebarkan lewat WA Group Joban, mengenai PPN 10 persen yang akan diterapkan mulai 1 Oktober 2019 di Jepang.
Seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan orang Jepang, sangat pintar membuat empek-empek Palembang dan sangat laris terjual kemarin saat pertemuan.
Bahkan dulu beberapa menteri Indonesia yang pernah merasakan empek-empek buatan Rosa Efijany memujinya.
Semuanya pulang dengan rasa puas dan bahkan meminta segera dibuatkan pertemuan lagi seperti itu.
"Saya senang dengan pertemuan ini kita semakin akrab para WNI yang bertetangga ini, terasa di rumah sendiri jadinya semakin betah tinggal di Jepang kalau begini. Sering-sering kita buatlah pertemuan Joban Group ini ya," harap Ali Amran Harahap.
Kelompok ini berusaha menjauh dari segala hal terkait politik.
"Mestinya kalau cuma info saja apalagi tak ada pembahasan, ya tak apalah," ungkap Michael.
Meskipun demikian berbagai kegiatan positif akan dilakukan Joban Group seperti Pemeriksaan Gigi Gratis bagi masyarakat Indonesia yang akan dilakukan 2 Juni 2019 mendatang sejak pagi hingga siang hari.
Ada pula ide Gowes, bersepeda bersama menyusuri Joban Line yang banyak lokasi pesona wisata yang indah di Jepang.
Serta hal-hal lain yang bersifat mempererat persahabatan orang Indonesia di Jepang khususnya yang tinggal di lokasi jalur Joban Tokyo dan sekitarnya.
Pertemuan kemarin dihadiri 20 orang.
Jumlah anggota Joban Group saat ini 35 peserta dan diperkirakan masih ada puluhan WNI yang tinggal di sekitar Joban Line yang belum mengetahui dan belum bergabung ke kelompok ini.
Info lengkap bisa email ke: joban@jepang.com