TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo mengaku sudah mendapatkan laporan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait peristiwa penembakan di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Jokowi mengutuk penembakan yang disebut menewaskan 40 orang tersebut.
"Terlepas siapa pelakunya, kita sangat mengecam keras aksi ini. Dan kita, Pemerintah Indonesia, menyampaikan duka mendalam kepada korban yang ada dari aksi tersebut," kata Jokowi di sela-sela kunjungannya di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat siang.
Jokowi mengaku belum bisa memastikan apakah ada warga negara Indonesia yang menjadi korban aksi penembakan tersebut.
Baca: Update Terbaru Penembakan di Masjid Selandia Baru, Ada 6 WNI Saat Kejadian
Baca: Sederet Fakta Penembakan Masjid di Selandia Baru, 40 Orang Tewas dan 20 Orang Terluka
Baca: Aksi Penembakan di Masjid Selandia Baru Tewaskan 40 Orang
Menurut dia, tim perlindungan WNI di Selandia Baru saat ini sedang menuju lokasi.
Jokowi mengimbau seluruh WNI di Selandia baru untuk selalu berhati-hati dan waspada setelah kejadian ini.
"Semua hati-hati dan waspada," kata Kepala Negara.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington terus memantau perkembangan situasi dan telah mengirimkan tim ke Christchurch untuk berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia setempat.
Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Adapun di wilayah Christchurch terdapat 331 WNI, termasuk 134 mahasiswa. Jarak Wellington ke Christchurch 440 km.
Pemerintah mengimbau WNI di Selandia Baru untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler dapat menghubungi hotline KBRI Wellington: +64211950980 dan +64 22 3812 065.
Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, 40 orang tewas dan 20 lainnya luka parah dalam serangan teror di Masjid Al Noor di kota Christchurch.
"Amat jelas insiden ini adalah sebuah serangan teroris. Dari apa yang kami tahu, serangan ini telah direncanakan dengan baik," kata Ardern.