TRIBUNNEWS.COM - Warga maupun pemerintah Selandia Baru terus melakukan penghormatan untuk para korban maupun keluarga korban tragedi penembakan di Christchurch, 15 Maret 2019 lalu.
Setelah para warga secara sukarela menjaga orang-orang muslim yang beribadah di Selandia Baru, kini parlemen Selandia Baru, melakukan penghormatan dalam bentuk berbeda.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sidang parlemen dibuka dengan pembacaan Al Quran.
Baca: Dianggap Terlalu Keji, Brenton Tarrant Disebut Jadi Target Mati Anggota Gangster di Dalam Penjara
Setelah itu, pihak parlemen Selandia Baru juga meminta agar doa mengawali sidang, dilakukan dengan doa Islam.
Dilansir media Inggris The Independent, tradisi pembacaan Al Quran di sidang parlemen ini merupakan kali pertama dalam sejarah Selandia Baru.
Dalam sidang tersebut, seorang imam, bernama Imam Nizam ul Haq Thanvi, membaca cukilan surat Al Baqarah.
Baca: Kisah Pilu Korban-korban Brenton Tarrant, Sebelum Ditembak Malah Ucapkan Halo Saudaraku
Ayat yang dibaca, menceritakan tentang pentingnya kesabaran bagi umat muslim yang beriman.
Kesabaran diperlukan, karena Allah akan menguji manusia dengan cobaan, termasuk bencana.
Setelah ayat Al Quran selesai dibacakan, seorang pria, membacakan terjemahan ayat Al Quran tersebut.
Ia kemudian melanjutkan membaca doa.
Setelah selesai membaca doa, pria itu mengucap Amin, dan diikuti dengan kata yang sama oleh banyak anggota Parlemen.
Suasana dalam sidang hening dan senyap saat Al Quran dan doa dibacakan.
Meski tak terlihat terlalu jelas, seorang wanita peserta sidang parlemen, terlihat mengusap mata.
Dia kemudian ditenangkan oleh pria yang duduk di sebelahnya.
Lihat videonya di sini :
Video ini menjadi viral dan banyak dibagikan oleh pengguna media sosial, termasuk di platform YouTube.
Langkah Parlemen Selandia Baru ini mendapat pujian dari banyak netizen.
"Perdana Menteri dan rakyat Selandia Baru memenangkan hati banyak orang yang mencintai damai di dunia. Tuhan memberkati PM dan warga Selandia Baru yang menjadi contoh kemanusiaan," tulis netizen bernama Mohd Mubeen Siddiqui di YouTube.
Saat membuka sambutannya, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, juga mengucapkan kalimat 'Assalamualaikum'.
Dalam sambutannya, Ardern menegaskan, dia tidak akan menyebut nama Brenton Tarrant.
"Sebutlah nama-nama mereka yang menjadi korban, bukan nama pria penyerang itu,"
"Dia adalah teroris, ekstrimis, dan kriminal. Biarkan dia menjadi manusia tanpa nama," ujar Ardern.
Jacinda Ardern juga menyerukan warga Selandia Baru, untuk ikut menjaga warga muslim yang akan mengelar Salat Jumat, pada Jumat (22/3/2019) mendatang.
Salat Jumat ini, akan menjadi Salat Jumat pertama setelah terjadinya tragedi penembakan di Christchurch. (*)