Chamberlain mengatakan, Harrison "menangkap" penyelam kedua yang berenang melintasinya.
"Situasi itu mengubah arah operasi kami menjadi sebuah operasi penyelamatan," ujar Chamberlain.
Namun, meski sudah ditemukan tim penyelamat, mengeluarkan Harrison dari tempatnya terjebak bukan perkara mudah.
Setelah berada di kedalaman dalam waktu cukup lama, dia membutuhkan waktu di kamar dekompresi untuk menormalkan tekanan tubuhnya.
Christine Cridge, direktur medis di Pusat Riset Penyakit Penyelaman (DDRC), memberikan arahan kepada tim yang menolong Harrison.
"Ini adalah situasi yang belum pernah saya hadapi sebelumnya," kata Christine kepada BBC Newsday.
"Setelah berada di dalam tekanan untuk beberapa waktu, nitrogen akan larut ke jaringan tubuh," kata dia.
"Jika Harrison langsung dibawa ke permukaan dari kedalaman 30 meter, dia bisa mengalami serangan jantung atau masalah syaraf serius," tambah dia.
Sementara itu Harrison menganggap pengalamannya itu sebagai sebuah keajaiban.
Namun, trauma usai menjalani pengalaman mengerikan itu belum hilang.
"Saat di rumah terkadang saya merasa tempat tidur saya tenggelam. Saya merasa masih berada di laut. Saya melompat dan berteriak," kata dia.
Manajer umum West African Ventures Jan Messchendorp mengatakan, amat bahagia karena Harrison bisa diselamatkan.
"Doa kami selalu bersama keluarga kru lain yang tidak selamat," kata Jan.
Harrison sejauh ini diyakini hanya satu-satunya kru Jackson-4 yang selamat.
Sementara, dari 12 kru kapal, baru 10 jenazah yang ditemukan. Kini operasi pencarian korban sudah dihentikan karena alasan keamanan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terjebak 2,5 Hari di Laut Sedalam 30 Meter, Pria Ini Lolos dari Maut"