Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saham Bank Danamon (BDMN) yang dibuka transaksinya hari ini di Indonesia dengan harga Rp 8.900 per saham sempat jatuh di harga Rp.7100,- siang ini (2/5/2019) sehingga turun sekitar 20%.
Hal tersebut membuat pimpinan Bank of Mitsubishi UFJ (MUFG) yang sedang berlibur Golden Week sampai dengan 6 April mendatang, mendadak "bangkit" memperhatikan gerakan saham tersebut.
"Cukup mengejutkan kami melihat transaksi tersebut dan kini dalam perhatian kami di kantor pusat," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis sore ini (2/5/2019).
Belum diketahui apa penyebab jatuhnya saham Danamon setelah sahamnya resmi diambil mayoritas sekitar 80% oleh MUFG per 1 Mei 2019.
"Apabila pengaruh dari penggabungan PT Bank Nasional Parahyangan Tbk (BBNP) ke BDMN rasanya kejatuhan tidak akan sebesar itu. Oleh karena itu kami masih terus mencari tahu penyebab kejatuhan tersebut."
Yang pasti, tambahnya, semua itu karena perdagangan bebas di pasar saham yang tak bisa disentuhnya.
"Itu semua transaksi saham bebas di pasar modal, tak bisa kita sentuh mekanisme pasar yang ada dan sah-sah saja transaksi tersebut. Kalau pun ada keanehan tentu itu akan diusut pihak Pengelola Pasar Saham di Indonesia nantinya," tambahnya lagi.
Meskipun demikian pihak MUFG tetap terus memperhatikan gerakan pasar saham BDMN selanjutnya sambil terus mencari tahu penyebab kejatuhan yang cukup besar sahamnya di pasar modal di Indonesia.
Dari segi internal Perusahaan, menurutnya, semua usaha dan operasi serta hasil usaha BDMN sampai dengan saat ini baik-baik saja tak ada masalah.
"Finansial dan segala operasi usaha Perusahaan Bank Danamon baik-baik saja, bahkan semakin baik performance nya setelah diambil alih pihak MUFG. Tapi pasar modal kan pasar bebas ya tidak tahu mengapa bisa demikian," ungkapnya lagi.