TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Vladimir Putin mengatakan bahwa liberalisme "sudah usang" dalam sebuah wawancara sebelum dia berangkat menghadiri KTT G20 di Jepang.
Presiden Rusia itu mengatakan ideologi yang menyokong demokrasi Barat selama beberapa dekade terakhir telah "melampaui tujuannya".
Dia juga memuji kebangkitan populisme di Eropa dan Amerika, dengan mengatakan gagasan seperti multikulturalisme "tidak lagi dapat dipertahankan".
Komentarnya itu muncul dalam wawancara dirinya dengan Financial Times.
Baca: KTT G20 di Osaka Jepang Ditutup Dengan Kesepakatan Peningkatan Peran Wanita
Hasil wawancaranya itu diterbitkan ketika para pemimpin dunia memulai pembicaraan tentang perdagangan dan keamanan di Jepang.
"(Liberalisme) tidak bisa begitu saja mendikte apa pun atau kepada siapa pun," kata Putin, yang sedang menjabat sebagai presiden selama hampir dua dekade.
Dia menambahkan bahwa liberalisme bertentangan dengan "kepentingan mayoritas penduduk," dengan mengambil contoh apa yang dilakukan Kanselir Jerman Angela Merkel karena membiarkan membanjirnya migran untuk menetap di Jerman.
"Gagasan liberal ini mengandaikan bahwa tidak ada yang perlu dilakukan. Adanya kasus pengungsi melakukan pembunuhan, menjarah dan memperkosa dengan bebas, karena hak-hak mereka sebagai migran harus dilindungi."
Putin, yang kini berusia 66 tahun, juga mengatakan bahwa Rusia "tidak memiliki masalah dengan orang-orang LGBT ... tetapi beberapa hal (terkait keberadaan LGBT) terlihat terlalu berlebihan bagi kami".
"Mereka mengklaim bahwa saat ini anak-anak dapat memainkan lima atau enam peran gender," lanjutnya.
"Biarkan semua orang bahagia, kita tidak punya masalah dengan itu. Tapi ini (LGBT) tidak boleh dibiarkan membayangi budaya, tradisi dan nilai-nilai keluarga tradisional jutaan orang yang membentuk populasi inti."
Selain komentar tentang liberalisme, Putin juga memuji Presiden AS Donald Trump yang disebutnya sebagai "orang berbakat" yang tahu bagaimana berhubungan dengan para pemilih.
Namun pemimpin Rusia itu juga mengatakan unilateralisme Amerika sebagian harus disalahkan terkait adanya perang dagang yang tengah berlangsung antara Cina dan AS, dan ketegangan dengan Iran di Selat Hormuz.
Tetapi Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, mengecam Putin pada Jumat, dengan mengatakan kepada wartawan bahwa dia "sangat (tidak setuju)" dengan sentimen Putin tentang liberalisme.
"Siapa pun yang mengklaim bahwa demokrasi liberal sudah usang, dia juga mengklaim bahwa kebebasan sudah usang, bahwa aturan hukum sudah usang dan bahwa hak asasi manusia sudah usang," kata Tusk.