Menurut keterangan Wahyudi, Camat Sungai Apit, Wahyudi, buaya tersebut ditemukan tidak jauh dari lokasi hilangnya Wartoyo.
"Buaya ditangkap warga sebelum maghrib. Dibawa ke tengah kampung lalu dibedah perutnya," terang Wahyudi, dikutip Tribunnews dari TribunStyle, Jumat (21/6/2019).
Penangkapan buaya di Sungai Lakar yang dilakukan masyarakat setempat ini dibantu oleh pihak kepolisian dengan memanggil pawang buaya.
Buaya yang ditemukan dalam keadaan buncit tersebut ditarik menggunakan tali ke tengah kampung.
Benar saja, ketika dibelah, ditemukan ada potongan tubuh manusia.
Warga secara hati-hati kemudian mengeluarkan potongan tubuh manusia, seperti kaki, tangan, dan lain sebagainya.
Potongan tubuh itu kemudian dimakamkan oleh warga setempat.
Hilangnya Wartoyo (37) pertama kali dilaporkan oleh sang istri yang curiga suaminya tak kunjung pulang dari memancing.
"Ayah dua anak itu mendapat izin dari istrinya lalu pergi mancing. Biasanya Wartoyo sudah pulang sebelum tengah malam," katanya.
"Tetapi malam itu Wartoyo tidak pulang-pulang. Ditunggu anak istrinya hingga pagi juga tidak pulang. Istrinya mempunyai firasat tidak enak sehingga melaporkan ke warga desa lainnya," jelas Wahyudi.
Warga menduga Wartoyo tewas dimakan buaya karena sungai tempatnya memancing memang terkenal sebagai habitat buaya.
"Saya ikut berdukacita atas meningalnya Wartoyo. Korban ini terkenal baik di kampung Teluk Lanus. Almarhum meninggalkan seorang anak dan istri," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Serambi News/Riski Bintang/Tribun Style/Salma Fenty Irlanda)