News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jatuh ke Kandang Buaya, Balita 2 Tahun Tewas Dikuliti Hidup-hidup hingga Tersisa Tengkorak

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang balita perempuan berusia 2 tahun tewas dikuliti hidup-hidup setelah jatuh ke kandang buaya milik keluarganya. Kejadian tersebut hanya menyisakan tengkorak Neary.

Seorang balita perempuan berusia 2 tahun tewas dikuliti hidup-hidup setelah jatuh ke kandang buaya milik keluarganya hingga hanya tersisa tengkorak.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang balita perempuan berusia 2 tahun dikuliti hidup-hidup setelah jatuh ke kandang buaya milik keluarganya.

Balita bernama Rom Roath Neary tersebut tewas setelah dikuliti hidup-hidup hingga tersisa tengkoraknya saja.

Dilansir New York Post, ibu Neary, Nay Is (32) mengatakan, ia lali saat sibuk merawat bayinya yang baru lahir.

Berdasarkan keterangan ibu Neary, Neary berkeliaran jauh dari rumah di dekat Siem Reap pada Minggu (30/6/2019) pagi.

Baca: Buaya Raksasa Serang Ternak Warga, Diduga Ada 13 Ekor, Baru 3 yang Tertangkap, Ini Penampakannya

Baca: Buaya Penerkam Warga Aceh Jaya Berhasil Ditangkap, Ini Penampakannya

Baca: Buaya Muara Terbesar di NTT Berhasil Ditangkap BBKSDA, Begini Kronologi dan Kondisinya

Setelah itu, Neary tidak terlihat lagi oleh orang tuanya.

Ayah Neary, Min Min (35), pulang ke rumah pukul sepuluh pagi.

Min Min segera mencari putrinya tersebut setelah menyadari tidak adanya keberadaan Neary di rumah.

Ketika mencari Neary, ia terkejut saat menemukan tengkorak putrinya sedang dikuliti buaya-buaya di kandang milik keluarga.

Kandang buaya milik keluarga Rom Roath Neary. Neary tewas dikuliti hidup-hidup oleh buaya hingga tersisa tengkoraknya saja. (Mirror/ViralPress)

Media setempat menunjukkan foto-foto mengerikan saat keluarga Neary menemukan gadis kecil tersebut.

Dalam foto tersebut, ibu Neary tampak menangis saat memegangi tengkorak sang anak di dadanya.

"Ayahnya hanya menemukan tengkorak anaknya di kandang buaya, tempat anaknya dimakan hewan tersebut," kata Kepala kepolisian Kamboja, Kapten Chem Chmnan.

Polisi setempat menjelaskan kronologi tewasnya Neary.

Polisi mengungkapkan, tulang-belulang Neary telah dibawa ke rumah bersama ibunya.

Waktu itu, ibunya baru saja melahirkan dan masih sibuk mengurus bayinya.

Lepas dari pengawasan ibunya, Neary keluar rumah dan pergi bermain di lahan sekitar kandang buaya.

Kandang buaya tersebut berada di belakang rumah mereka.

Polisi mengatakan, keluarga Neary baru-baru ini membangun kandang buaya berdinding beton dan berpagar setinggi 10 kaki.

Namun, anak-anak masih bisa lolos untuk masuk melalui celah pagar kandang tersebut.

Rom Roath Neary (2). Neary tewas dikuliti hidup-hidup oleh buaya saat dia jatuh di kandang buaya milik keluarganya. (Mirror/ViralPress)

Kepala polisi Siem Reap, Letnan Och Sophen mengutarakan, ibu Neary sedang "kehilangan pandangan" pada putrinya yang berusia 2 tahun itu.

"Saat ayahnya kembali ke rumah, dia tidak bisa menemukan putrinya. Dia hanya menemukan tengkorak anaknya di kandang buaya," tutur Letnan Och Sophen.

"Ayah Neary menemukan putrinya jatuh ke kandang buaya. Buaya-buaya di dalam situ membunuh anaknya. Yang tersisa hanya tengkorak Neary," imbuh Letnan Och Sophen.

Polisi setempat mengimbau agar keluarga lain lebih berhati-hati dalam mengawasi anaknya.

Hal itu supaya tidak ada kejadian serupa yang menimpa keluarga lain.

Polisi juga menyarankan agar keluarga yang memelihara hewan buas, seperti buaya, bisa mengkondisikan kandang hewan tersebut agar jauh dari jangkauan anak-anak.

Manusia Dimakan Buaya

Seekor buaya muara dengan panjang 3,8 meter masuk perangkap yang dipasang BKSDA Aceh di Desa Sayeung Baro, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.

Dilansir Serambi News, buaya tersebut diduga buaya yang menerkam warga Sayeung Baro beberapa waktu lalu.

Kepala BKSDA Aceh, Septo Aji yang dihubungi Serambinews.com mengatakan soal penangkapan buaya itu bisa ditanyakan lagingsung ke petugas di lapangan.

"Iya informasi dari petugas sudah berhasil ditangkap buaya tersebut, lebih jelas boleh hubungi petugas di lapangan," kata Septo Aji, dikutip Tribunnews dari Serambi News.

Sementara itu, Karesort BKSDA Zulkarnain mengatakan jika buaya jenis buaya muara tersebut masuk ke dalam perangkap pada Minggu dini hari (30/6/2019).

"Buaya sudah terdeteksi di sekitaran perangkap dan masuk perangkap pada dini hari, sekarang sedang kita evakuasi dari muara," jelasnya.

Ia menambahkan, jika setelah dievakuasi dari muara buaya tersebut selanjutnya akan dibawa di BKSDA Aceh di Banda Aceh.

"Kalau nanti dibawa ke mana itu belum tahu kita," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Sayeung Baro, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, dilaporkan menjadi korban keganasan buaya dikawasan perairan desa setempat, Rabu (19/6/2019) malam.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, korban diketahui bernama Heri Mahdi (35).

Perstiwa tersebut diperkirakan terjadi pada pukul 19.30 WIB.

Keuchik Sayeung Baro, Tgk H Muhammad Abi membenarkan ada warganya yang menjadi korban keganasan dari predator air tersebut.

"Ia benar ada warga kita yang menjadi korban, tapi alhamdulillah selamat, hanya saja mengalami luka robek parah di bagian tangan korban," ungkapnya.

Kejadian serupa juga terjadi diĀ Indonesia.

Dilansir TribunStyle, warga Siak, Riau dihebohkan dengan penemuan buaya dengan perut buncit, Rabu (19/6/2019), alangkah mengejutkan ketika jasad Wartoyo ditemukan di dalamnya.

Kronologi penemuan potongan tubuh Wartoyo, seorang warga Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Siak, Riau yang menghilang saat memancing, Selasa (18/6/2019).

Menurut keterangan Wahyudi, Camat Sungai Apit, Wahyudi, buaya tersebut ditemukan tidak jauh dari lokasi hilangnya Wartoyo.

"Buaya ditangkap warga sebelum maghrib. Dibawa ke tengah kampung lalu dibedah perutnya," terang Wahyudi, dikutip Tribunnews dari TribunStyle, Jumat (21/6/2019).

Penangkapan buaya di Sungai Lakar yang dilakukan masyarakat setempat ini dibantu oleh pihak kepolisian dengan memanggil pawang buaya.

Buaya yang ditemukan dalam keadaan buncit tersebut ditarik menggunakan tali ke tengah kampung.

Benar saja, ketika dibelah, ditemukan ada potongan tubuh manusia.

Warga secara hati-hati kemudian mengeluarkan potongan tubuh manusia, seperti kaki, tangan, dan lain sebagainya.

Potongan tubuh itu kemudian dimakamkan oleh warga setempat.

Hilangnya Wartoyo (37) pertama kali dilaporkan oleh sang istri yang curiga suaminya tak kunjung pulang dari memancing.

"Ayah dua anak itu mendapat izin dari istrinya lalu pergi mancing. Biasanya Wartoyo sudah pulang sebelum tengah malam," katanya.

"Tetapi malam itu Wartoyo tidak pulang-pulang. Ditunggu anak istrinya hingga pagi juga tidak pulang. Istrinya mempunyai firasat tidak enak sehingga melaporkan ke warga desa lainnya," jelas Wahyudi.

Warga menduga Wartoyo tewas dimakan buaya karena sungai tempatnya memancing memang terkenal sebagai habitat buaya.

"Saya ikut berdukacita atas meningalnya Wartoyo. Korban ini terkenal baik di kampung Teluk Lanus. Almarhum meninggalkan seorang anak dan istri," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Serambi News/Riski Bintang/Tribun Style/Salma Fenty Irlanda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini