Tak hanya itu, Xiaodong pun memakai akun media sosial miliki istrtinya untuk menjawab semua pesan yang ditujukan untuk mendiang istrinya.
Namun, seperti kata pepatah, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga, begitu juga dengan perbuatan Zhu Xiaodong ini.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2017, Zhu Xiaodong diundang oleh mertuanya untuk merayakan ulang tahun mertuanya dalam acara makan malam.
Berhubung istrinya merupakan anak satu-satunya, maka Xiaodong tak bisa lagi menutupi perbuatannya.
Ia tidak mempunyai pilihan lain selain menyerahkan dirinya pada polisi dengan ditemani kedua orang tuanya.
Seusai menyerahkan diri, Zhu Xiaodong mengatakan, ia menyimpan jasad sang istri di dalam kulkas yang baru saja dibeli secara online pada 22 September 2016.
Menurut pengakuan Zhu Xiaodong, kulkas itu ia beli untuk menyimpan daging ular, kodok, dan kadal peliharaannya.
Namun, keluarga korban mengatakan sebaliknya. Mereka percaya bahwa pembunuhan Xiaodong terhada istrinya adalah pembunuhan yang direncanakan.
Xiaodong sengaja membeli kulkas tersebut dengan maksud untuk menyimpan jasad istrinya setelah dibunuh.
Akibat perbuatan Zhu Xiaodong, pria itu kini dijerat dengan aturan setempat dan dijatuhi hukuman mati.
Zhu sempat mengajukan banding hukumannya, namun pengajuannya ditolak.
Tepat di hari Jumat (5/7/2019) divonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi di Shanghai.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Sumber: Grid.ID