News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelaku Penembakan Brutal di Texas Baru 21 Tahun, Memuji Pelaku Teror di Selandia Baru

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Patrick Crucius, pelaku tragedi penembakan Walmart El Paso Texas

Penembakan massal di Walmart El Paso, Texas ini, terjadi satu pekan setelah aksi serupa di festival bawang putih California yang menewaskan tiga orang.

Inilah potongan rekaman yang memperlihatkan seorang pelaku penembakan massal yang menyerang Walmart El Paso di Texas, Amerika Serikat, Sabtu (3/8/2019). Dilaporkan 20 orang tewas karena penembakan massal tersebut. AFP via BBC (afp via bbc)

Pelaku diduga memiliki kebencian rasial

Media AS menyebut pelaku sebagai orang kulit putih dan mengaitkannya dengan "manifesto" yang dipasang secara online yang mencakup kutipan-petisi yang menentang "invasi Hispanik" di Texas.

"Saat ini kami memiliki manifesto dari individu ini yang menunjukkan sampai taraf tertentu jika dia memiliki hubungan dengan potensi kejahatan rasial," kata Kepala Kepolisian El Paso, Greg Allen, dalam konferensi pers.

Dalam manifesto online yang diduga diunggah pelaku, tertulis bahwa serangan tersebut sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas.

Disebutkan pula bahwa penembakan itu terinspirasi oleh penembakan dua masjid di Christchurh, Selandia Baru, yang menewaskan hingga 51 orang pada Maret lalu.

Tersangka juga mengklaim bahwa tindakannya melakukan penembakan massal di Walmart, Texas, sebagai bentuk membela negara dari penggantian budaya dan etnis yang disebabkan oleh invasi.

Anehnya, tulisan dalam dokumen itu juga memuat kritikan dengan kata-kata kasar yang terhadap otomatisasi dan perusahaan Amerika.

"Kebenaran yang tidak menyenangkan adalah bahwa para pemimpin kami, baik Demokrat maupun Republik, telah mengecewakan kami selama beberapa dekade," tulis dokumen itu.

CNN mengatakan "manifesto" tersebut telah diunggah ke 8chan, sebuah situs tanpa sensor di mana manifesto ekstremis lainnya telah muncul.

Tersangka kemudian menuliskan bahwa kemungkinan dirinya akan mati setelah melakukan penembakan.

"Jika saya tidak dibunuh oleh polisi, maka saya mungkin akan ditembak mati oleh salah satu penjajah.

"Tertangkap dalam kasus ini jauh lebih buruk daripada mati selama penembakan karena saya akan mendapatkan hukuman mati," lanjut isi dokumen itu.

Namun tersangka pelaku dilaporkan telah menyerah kepada polisi seusia melakukan penembakan yang menewaskan hingga 20 orang dan melukai 26 lainnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini