Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Empat unicorn Indonesia (Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak) tidak membawa pengaruh ekonomi berarti bagi Indonesia, tetapi memang memberikan citra positif bagi Indonesia di kalangan bisnis internasional.
"Empat unicorn bahkan yang satu sudah jadi decacorn Indonesia tersebut tidak membawa pengaruh positif yang besar kepada perekonomian Indonesia. Tetapi memang menimbulkan citra positif bagi Indonesia di mata dunia," papar Analis senior perusahaan sekuritas Aizawa Securities Co.Ltd., Shinichiro Akematsu khusus kepada Tribunnews.com siang ini (13/8/2019).
Menurut Akematsu, sebuah negara memang harus punya simbol perusahaan di mata internasional.
"Misalnya menyebut Hitachi, Toyota dan perusahaan besar lain orang sudah tahu kalau itu perusahaan Jepang sehingga citra dan nama Jepang terangkat di dunia. Demikian pula kini mungkin citra positif Indonesia di mata dunia bisa terangkat dengan Gojek misalnya, kalangan internasional langsung tahu oh itu dari Indonesia," tambahnya.
Baca: Analis Senior Jepang Tekankan Indonesia Kepada Infrastruktur dan Setuju Pemindahan Ibukota
Namun dari segi pengaruh ekonomi di dalam negeri Indonesia, meskipun modal usahanya sudah raksasa 10 miliar dolar US sekali pun, menurutnya pengaruhnya ekonominya tidak banyak.
"Kita lihat saja pembuatan MRT di Indonesia jelas hal itu teknologinya hampir 100% adalah dari Jepang yang seharusnya Indonesia mestinya sudah memiliki hal tersebut dalam pembangunan infrastruktur."
Usaha sendiri dengan teknologi sendiri, menghasilkan produk yang dapat memutarkan roda perekonomian sendiri jauh lebih besar dan lebih baik karena bisa berdiri di atas kaki sendiri segalanya.
Namun saat ini menurutnya, Indonesia masih ketinggalan di bidang infrastruktur, di bidang teknologi dan berbagai macam hal lainnya.
Baca: Analis Senior Jepang Mengapresiasi Perusahaan Indonesia Khususnya Astra dan Telkom
Akematsu berharap di dalam periode kedua pemerintahan Jokowi mendatang Indonesia bisa lebih cepat lagi mengejar ketertinggalannya di berbagai bidang sehingga target tahun 2045 bisa menjadi negara ke-4 dalam GDP nasionalnya bisa tercapai dengan baik.
Sementara para unicorn Indonesia yang sudah meraksasa itu diharapkan Akematsu dapat lebih banyak membantu pemerintah Indonesia, lebih memberikan partisipasi nyatanya lebih besar lagi dalam roda pembangunan di dalam negara Indonesia, agar pengaruh ekonomi semakin besar lagi dan kesejahteraan rakyat juga lebih nyata lagi.
Jadi bukan hanya soal modal usahanya saja yang meraksasa, meskipun citra Indonesia semakin baik dengan kemunculan perusahaan raksasa tersebut di mata dunia, tambahnya.
Akematsu juga menolak hasil penelitian Google yang menyatakan unicorn Indonesia itu sebenarnya dari Singapura.
"Para unicorn itu saya tahu sekali itu memang perusahaan Indonesia bukan Perusahaan dari luar Indonesia," tekannya lagi.