Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata perampok dua staf toko emas yang terjadi di Akasaka Tokyo bulan Januari lalu sehingga merugi 83 juta yen uang tunai hilang, ada 10 orang dan salah satunya adalah mahasiswa Kamboja serta pemuda Jepang usia 18 tahun.
"Pemuda Jepang 18 tahun baru saja kami tangkap dan akan diselidiki lebih lanjut karena diperkirakan tahu di mana uang tunai tersebut," papar sumber Tribunnews.com Rabu ini (4/9/2019).
Satu kelompok penjahat termasuk anggota mafia Jepang (yakuza) terlibat ke dalam perampokan siang hari uang tunai 83 juta yen bulan Januari 2019 di Akasana Tokyo.
Dua staf toko penjualan emas yang membawa uang tunai tersebut dipulkuli dan tasnya berisi uang tunai dirampok kelompok yang terdiri dari 10 orang.
Mahasiswa Kamboja sendiri sebagai perantara mencari tenaga siapa yang mau ikut berpartisipasi ke dalam aksi perampokan tersebut.
Pemuda usia 18 tahun ikut berpartisipasi dengan hadiah uang cukup banyak.
"Saya dijanjikan banyak terima dapat uang dari perampokan tersbeut dan semua tahu mengenai rencana perampokan tersbeut," papar pemuda 18 tahun yang mengakui perbuatannya bersaksi kepada polisi Jepang.
10 orang yang ditangkap, polisi menemukan tas rampokan tersbeut tetapi tidak menemukan uangnya.
Diperkirakan pemuda 18 tahun Jepang itu mengetahui dengan pasti di mana keberadaan uang tunai 83 juta yen tersebut saat ini.
Polisi masih mendalami kasus perampokan besar oleh sebuah kelompok besar tersebut sampai menemukan kembali uang tunai 83 juta yen yang masih belum ditemukan sampai kini.
Diperkirakan cukup banyak uang tunai tersebut kini telah masuk ke dalam organisasi yakuza Jepang.
Info lengkap yakuza dapat dibaca gratis di www.yakuza.in