VIDEO detik-detik polisi tembak jurnalis asal Indonesia saat liput demo di Hong Kong meski pakai atribut pers, kini dinyatakan buta
TRIBUNNEWS.COM - VIDEO detik-detik polisi tembak jurnalis asal Indonesia saat liput demo di Hong Kong meski pakai atribut pers, kini terancam buta.
Bukan hanya di Indonesia, Hong Kong juga sedang ramai aksi demonstasi yang sudah digaungkan sejak Juni lalu.
Telah disiapkan anggota polisi setempat untuk membuat massa tidak semakin anarkis.
Para anggota polisi dibekali dengan senjata peluru karet.
Namun bukan ke arah massa, polisi nampak juga menyudutkan pers.
Bahkan pantulan peluru karet bisa menembus kaca yang digunakan Veby Mega Indah.
Veby Mega Indah adalah jurnalis berkewarganeraan Indonesia yang juga liput aksi demo di Hong Kong.
Peluru tersebut menembus kamata pelindung pada Minggu (29/10/2019).
Dilansir Kompas.com, pengacaranya Michel Vidler menyebut jika peluru tersebut menembus kaca Veby karena ditembak dari jarak 12 meter dan melukai mata Veby.
Setelah kejadian tersebut, Veby dibawa ke rumah sakit.
Sayang, dilaporkan pada Rabu waktu setempat, dokter menyatakan jika Veby akan buta di satu matanya.
Insiden tersebut sangat tragis, lantaran Veby dan rekan-rekan media sudah menggunakan rompi terang bertuliskan 'pers' dengan jelas.
Bukan hanya itu, sebelum insiden tersebut rekan-rekan media sudah berteriak "jangan tembak, kami wartawan".
Namun polisi seperti enggan mendengarkan semua teriakan itu dan melepaskan tembakan.
Malang, mata Veby yang terkena tembakan tersebut.
Simak video selengkapnya !
Kondisi Terkini
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah, Veby saat ini sudah sadar dan masih menjalani perawatan dokter.
Ia menuturkan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menerima informasi mengenai insiden tersebut.
Retno telah memerintahkan Konsulat Jenderal Republik Indonessia (KJRI) Hongkong untuk memberi bantuan kepada korban.
Baca: Wamena Mulai Kondusif, Dokter Takut Bertugas, Sejumlah Puskesmas Masih Tutup
"Ibu Menlu telah menugaskan tim KJRI Hong Kong untuk segera memberikan bantuan ke rumah sakit," ungkapnya.
Saat ini, tim Perlindungan WNI KJRI Hongkong juga telah berada di rumah sakit untuk mendampingi korban.
Jutaan orang turun ke jalan sejak Juni, dan menjadi tantangan terbesar China sejak Hong Kong diserahkan dari Inggris 1997 silam.
Sejak penyerahan 1997, biasanya para pejabat setempat akan menghadiri upacara peringatan.
Namun mempertimbangkan risikonya, mereka memilih tak muncul.
Meski begitu, Kepala Eksekutif Carrie Lam, sosok yang paling disorot dalam unjuk rasa ini, terlihat hadir dalam HUT ke-70 China di Beijing.
Aksi unjuk rasa besar terjadi setelah Lam memperkenalkan RUU Ekstradisi yang dikhawatirkan bakal menggerus kebebasan demokrasi Hong Kong.
Di antara lima tuntutan yang diajukan, terdapat desakan untuk menggelar penyelidikan kebrutalan polisi dan pengampunan bagi 1.500 pendemo yang ditangkap.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Hong Kong Tembak Dada Demonstran dalam Bentrokan" dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurnalis Indonesia yang Tertembak Peluru Karet Saat Meliput Demo di Hong Kong Sadar",
(Tribunnews.com/ Kompas.com/ Ardi Priyatno Utomo/ Devina Halim)