TRIBUNNEWS.COM - Kalimat terakhir seorang gadis 23 tahun sebelum tewas dibakar hidup-hidup oleh gerombolan pria yang memperkosanya.
Insiden mengerikan ini terjadi Uttar Pradesh, India.
Gadis yang tak diungkap namanya ini sempat mengatakan ingin meliha pelaku pemerkosaan terhadap dirinya dihukum mati.
Ia bahkan mengungkapkan keinginannya untuk diselamatkan karena tak ingin mati.
"Selamatkan saya. Saya tidak ingin mati. Saya ingin melihat mereka dihukum mati," adalah kalimat yang terlontar dari korban.
Dia dinyatakan tewas pada pukul 23.40 Jumat waktu setempat (6/12/2019) setelah terkena serangan jantung di Rumah Sakit Safdarjung, Delhi.
"Dia berada dalam kesakitan. Dia meminta kami untuk menyelamatkan dia," ujar seorang dokter senior dikutip Gulf News, Sabtu (7/12/2019).
Gadis 23 tahun itu dilarikan ke Safdarjung dari Lucknow setelah menderita luka bakar hingga 90 persen akibat dibakar hidup-hidup.
Dia diserang ketika hendak ke pengadilan di distrik Unnao untuk bersaksi dalam kasus pemerkosaan terhadap dirinya, Kamis (5/12/2019).
Korban diseret menuju lapangan oleh lima orang, diantaranya adalah si pemerkosa, dan kemudian membakarnya.
Saat itu, korban disebut masih bisa berjalan dan mencari pertolongan dari warga sekitar.
Bahkan, dia sendiri yang menelepon polisi.
Dia sempat dilarikan ke unit bedah plastik khusus luka bakar rumah sakit negeri Lucknow.
Di sanalah, kata terakhirnya direkam.
Dalam rekaman tersebut, dia menyebut semua nama pelaku.
Termasuk dua pria yang sudah memerkosanya, Shivam dan Shubham Trivedi.
Dia menyebut keduanya sempat mengancam begitu melenggang bebas setelah membayar jaminan atas kasus yang terjadi Maret lalu.
Korban dan keluarganya kemudian melapor ke polisi.
Tetapi, polisi dilaporkan pura-pura tak mendengar hingga serangan itu terjadi.
Keluarga gadis yang tak disebutkan namanya itu sudah menegaskan, mereka akan terus memperjuangkan kasusnya di pengadilan.
Ketua Komisi Perempuan Delhi, Swati Maliwal menyatakan, dia mendesak pemerintah Uttar Pradesh agar pemerkosa dihukum mati dalam waktu sebulan.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Kongres, Priyanka Gandhi mengutip kata-kata terakhir korban di akun Twitter dia.
"Ini adalah kegagalan bahwa kami tidak bisa memberikan keadilan padanya.
Saya berdoa semoga Tuhan memberikan keberanian dalam kesedihan ini," ujarnya.
Gandhi mengatakan, secara sosial mereka memang bersalah.
"Tapi ini juga menunjukkan kekosongan hukum dan ketertiban di Uttar Pradesh," tegasnya.
Dia mengecam pemerintahan Menteri Utama Yogi Adityanath karena tidak memberikan perlindungan kepada korban.
"Apa aksi yang dilakukan kepada polisi yang menolak laporannya?
Dalam kekerasan terhadap perempuan, apa yang sudah pemerintah lakukan untuk menghentikannya?" kecamnya.
Adityanath sudah menyatakan tak hanya menanggung biaya pengobatan, tapi juga memerintahkan jajarannya untuk mengusut kasus tersebut.
(KOMPAS.com/Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Saya Tak Ingin Mati, Saya Ingin Melihat Mereka Dihukum Mati""