News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Vs Amerika Memanas

Mengenal Sosok Jenderal Qassem Soleimani yang Jadi Target Rudal AS, Ini Profilnya

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal Qassem Soleimani

TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad menjadi sorotan dunia.

Pasalnya, target serangan rudal atas arahan langsung dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tersebut adalah jenderal ternama Iran, Qassem Soleimani.

Diketahui, Mayor Jenderal Qassem Soleimani tewas pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat.

Qassem Soleimani tewas di terminal keberangkatan Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Kematian Qassem Soleimani membuat Iran bersumpah untuk melakukan balas dendam kepada AS.

Bahkan berpotensi sebagai tanda munculnya perang dunia ketiga.

Tewas Dibom & Disebut Dapat Picu Perang Dunia 3, Jenazah Qassem Soleimani Dikenali dari Cincin (Instagram Donald Trump dan AFP via Kompas.com)

Lantas, siapakah sebenarnya Qassem Soleimani?

Melansir dari Aljazeera, Qassem Soleimani lahir di Kota Qom pada 1957.

Qassem Soleimani dilahirkan dari keluarga seorang petani yang miskin di Provinsi Kerman, Iran Tenggara.

Qassem Soleimani mulai bekerja saat usianya masih 13 tahun.

Ia bekerja sebagai tukang bangunan untuk membantu kebutuhan keluarganya.

Qassem Soleimani memulai karier militernya saat mengikuti Revolusi Iran pada 1979.

Ia hanya mengikuti enam minggu pelatihan sebelum menyaksikan pertempuran di Provinsi Azrbaijan Barat, Iran.

Debut pertama Qassem Soleimani dimulai saat Perang Teluk i (1980-1988) di Pasukan Garda Revolusi melawan Irak.

Dalam pertempuran tersebut, Qassem Soleimani berperan sebagai komandan divisi pasukan yang bermarkas di Provinsi Kerman, Iran.

Karier Qassem Soleimani di Militer

Qassem Soleimani ditunjuk menjadi komandan pasukan al-Quds pada 1998.

Ia menjadi satu di antara divisi di Pasukan Garda Revolusi yang mempunyai tanggungjawab untuk melakukan operasi ekstrateritorial.

Berkat posisinya tersebut, kariernya semakin moncer dalam urusan intelijen Iran.

Pengaruh Soleimani meluas hingga ke politik Irak di bawah kepemimpinan mantan Perdana Menteri Ibrahim al-Jaafari dan Naouri al-Maliki.

Qassem Soleimani sukses menghentikan pertempuran antara pasukan Irak dan Jaisy al-Mahdi, milisi Syiah yang dibentuk oleh Imam Muqtada al-Sadr pada 2008.

Pamor Qassem Soleimani semakin kuat di tubuh Pasukan Garda Revolusi Iran.

Lantaran hal itu, pada 2011, ia diangkat menjadi seorang jenderal.

Saat pecahnya perang saudara di Suriah pada 2011, Qassem Soleimani memerintahkan beberapa milisinya untuk mempertahankan pemerintahan Assad.

Hal tersebut bertujuan untuk mencegah aksi revolusi di Suriah semakin meluas.

Tak hanya itu, Qassem Soleimani juga terlibat dalam menghalau para milisi pemberontakan di Aleppo dan ISIS pada 2014 hingga akhir 2016.

Dikutip dari Kompas.com, peran besar Qassem Soleimani dalam Garda Revolusi Iran menjadikan dirinya satu  di antara orang kepercayaan Ayatollah Ali Khamenei.

Bahkan, surat kabar ar-Ra'yu menyebutnya sebagai "James Bond Iran".

Julukan tersebut berdasar dari kepiawaiannya dalam menyusun strategi militer.

Sempat beberapa kali dikabarkan terbunuh

Melansir dari Aljazeera, Qassem Soleimani sempat dikabarkan tewas dalam kecelakaan pesawat yang terjadi pada 2006 silam.

Pada 2012, Qassem Soleimani juga dikabarkan tewas saat terjadi pengeboman di Damaskus.

Insiden tersebut menewaskan pembantu utama Presiden Suriah al-Assad.

Lalu pada 2015, beredar desas-desus bahwa Qassem Soleimani telah terbunuh saat pertempuran di Aleppo.

Kini karier militernya harus benar-benar berakhir, setelah menjadi target serangan militer AS.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini