Detektif melihat Reynhard berlaku mencurigakan saat berada di rumah sakit.
Menurut polisi, Reynhard Sinaga berusaha mendapatkan kembali ponselnya dari tangan petugas.
Ia memberikan polisi kata sandi yang salah, dan berusaha untuk mendapatkan kembali telepon genggamnya dari tangan polisi.
Akhirnya setelah polisi memperoleh sandi yang benar, terungkap bahwa dia menyimpan video yang memperlihatkan dia memerkosa korban dalam keadaan tidur.
Sementara dari telepon yang disita, polisi mendapatkan lebih banyak rekaman dengan korban yang berbeda juga.
Selama berbulan-bulan polisi melakukan analisa, polisi menyebut jumlah korban yang sudah diperkosa Reynhard bisa mencapai 195 pria.
Zed Ali, petugas investigasi senior mengatakan, menyelidiki kasus Reynhard seperti "mengumpulkan berjuta teka-teki".
Namun, penyelidik tidak menemukan obat yang mungkin dipergunakan Reynhard Sinaga untuk menyerang korbannya.
Polisi Manchester menunggu dua hari untuk menanyai korban terakhir, untuk memeriksa apakah zat itu masih berada di tubuhnya.
Dugaan Jenis Obat
Jaksa penuntut bersikukuh Reynhard Sinaga menggunakan obat jenis gamma-hydroxybutyric acid, atau GHB, atau obat dengan khasiat serupa.
Dikenal sebagai ekstasi cair, obat itu disebut bisa membuat korban tidak sadar dan terkulai, dengan Reynhard bisa leluasa melecehkan korbannya.
Banyak dari korban mahasiswa S3 di Leeds itu ingat, mereka diberikan minum saat berada di apartemennya, dan dijanjikan "pesta".
Namun, yang mereka ingat hanya itu, selebihnya mereka tidak ingat apa-apa ketika bangun pada keesokan harinya.